Kasus PMK Terus Naik, Pasar Hewan di Bantul Bakal Ditutup Sementara

- DKPP Bantul akan menutup pasar hewan selama dua pekan jika kasus PMK terus bertambah, untuk mencegah penyebaran lebih luas.
- Hingga Selasa (7/1/2025), 30 sapi mati akibat PMK di Bantul, dengan 185 sapi terpapar dan 2 dipotong paksa.
- DKPP telah melakukan langkah vaksinasi, desinfeksi, dan pengobatan terhadap sapi terpapar PMK, namun belum mendapatkan vaksin dari pemerintah pusat.
Bantul, IDN Times - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul menyatakan akan mengambil langkah tegas dengan menutup pasar hewan selama dua pekan jika kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus merebak dan jumlah ternak sapi yang mati semakin bertambah. Kebijakan ini diambil untuk mencegah penyebaran PMK lebih luas.
1. Kematian ternak sapi terus meningkat pasar hewan bakal ditutup sementara

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menyampaikan bahwa hingga Selasa (7/1/2025), jumlah sapi yang mati akibat PMK mencapai 30 ekor. Angka ini bertambah dua ekor dibandingkan sehari sebelumnya yang mencatat 28 ekor sapi mati.
"Kalau memang kasus kematian sapi akibat PMK bertambah banyak, maka pasar hewan akan kita tutup selama dua pekan untuk mencegah penularan PMK," katanya, Selasa (7/1/2025).
2. Sebaran kasus PMK di Bantul

Joko mengatakan, selain 30 ekor yang mati, di Bantul ada 185 sapi terpapar PMK, dua di antaranya dipotong paksa. Persebaran kasus terbanyak berada di Kapanewon Kretek dengan 87 kasus, diikuti Bambanglipuro dengan 50 kasus, dan Pundong dengan 24 kasus.
"Akan kita lihat dahulu perkembangan kasus PMK ini, jika terus meningkat maka kita akan melakukan penutupan pasar hewan untuk sementara," imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa DKPP telah melakukan sejumlah langkah, seperti vaksinasi terhadap 274 ekor sapi, desinfeksi di 48 kandang, serta pengobatan terhadap 101 sapi.
"Kami juga mengajukan ke pemerintah pusat untuk vaksin, tapi belum ada, dan kapan akan diberikan kita tidak tahu," jelasnya.
3. Antisipasi sapi dibeli dengan harga murah oleh pedagang

Lebih lanjut, Joko mengimbau para peternak untuk tidak panik dan menjual sapi mereka dengan harga murah kepada pedagang, meskipun sapi mereka terpapar PMK. Hal ini bertujuan mencegah praktik curang pedagang yang membeli sapi dengan harga di bawah standar.
"Karena PMK bukan zoonosis dan bisa dikendalikan," ujarnya.