Jumlah TPS Pilkada Berkurang, Lurah di Bantul Khawatir Golput Naik

- Jarak rumah menuju TPS hingga 1 kilometer, membuat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 berpotensi turun
- Jumlah TPS berkurang hingga 50 persen dibanding saat Pilpres 2024, memaksa pemilih bergabung dengan TPS lain yang jaraknya mencapai satu kilometer
- Lurah mengusulkan penambahan TPS agar jarak pemilih dengan TPS tidak terlalu jauh, khawatir pemilih akan dimobilisasi untuk memilih paslon tertentu
Bantul, IDN Times - Lurah Seloharjo, Kapanewon Pundong, Mahardi Badrun mengaku khawatir partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 akan turun. Hal ini disebabkan jarak rumah pemilih dengan tempat pemungutan suara (TPS) dinilai cukup jauh
Saat ini jumlah TPS berkurang hingga 50 persen lebih dibandingkan saat Pilpres 2024. "Saat Pemilu serentak di Kalurahan Seloharjo ada 42 TPS, namun saat pilkada hanya 18 TPS," ucapnya, Selasa (29/10/2024).
1. Jarak rumah menuju TPS hingga 1 kilometer

Jumlah TPS yang berkurang, maka pemilih dari satu padukuhan harus bergabung dengan TPS di padukuhan lainnya yang jaraknya mencapai satu kilometer.
"Ada dua RT di salah satu padukuhan yang menyatakan enggan menggunakan hak pilihnya di TPS yang berada di padukuhan lainnya, karena jaraknya jauh," tandas Badrun yang juga merupakan Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Indonesia (APDESI), Kabupaten Bantul ini.
2. Khawatir adanya mobilisasi tim sukses

Ia mengakui tak bisa berbuat banyak atas keputusan warga yang enggan menggunakan hak pilihnya. Pihaknya pun sudah mengusulkan kepada KPU Bantul untuk menambah TPS agar jarak pemilih dengan TPS tidak terlalu jauh. Namun hingga saat ini usulan tersebut belum diakomodir oleh KPU Bantul.
"Kita khawatir selain potensi partisipasi pemilih rendah, pemilih akan dimobilisasi oleh salah satu tim sukses untuk memilih paslon bupati dan wakil bupati Bantul tertentu. Warga difasilitasi transportasi ke TPS kemudian diberikan uang untuk memilih paslon tertentu, sangat mungkin terjadi," katanya.
3. Lansia dan difabel akan menemui kendala

Lurah Srigading, Kapanewon Sanden, Prabawa Suganda mengakui hal yang sama. Pengurangan jumlah TPS akan menjadi masalah terutama bagi lansia dan difabel untuk menggunakan hak pilihnya. "Jarak TPS yang mungkin cukup jauh bagi pemilih lansia akan jadi masalah, bagi kaum difabel juga akan jadi masalah," terangnya.