Muncul Subvarian BA4 dan BA5, Ini Antisipasi Pemkab Bantul

Bantul, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bantul berupaya mengantisipasi merebaknya virus Corona subvarian BA4 dan BA5 yang kini masuk ke wilayah Indonesia khususnya di DKI Jakarta. Pemkab Bantul sendiri memastikan bahwa subvarian baru dari Omicron belum ditemukan di wilayahnya.
1. Pemkab Bantul akan lakukan mandatori vaksinasi

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Kabupaten Bantul, Joko Budi Purnomo, mengatakan telah dilakukan rapat secara daring dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. Isinya pengarahan menteri dan elemen lain di tingkat pusat terkait peningkatan kasus harian COVID-19 secara nasional. Semua pihak diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Karena Bantul ini masuk wilayah PPKM Level 1, kita tetap standar sesuai aturan PPKM Level 1. Teman-teman di Dinas Kesehatan dibantu puskesmas didukung TNI-Polri tetap memberikan edukasi terkait kewaspadaan COVID-19," katanya, Jumat (17/6/2022).
Ia melanjutkan, pihaknya segera melakukan mandatori vaksinasi, mengingat capaian dosis ketiga baru 25 persen.
"Nah kami bersyukur kepada Pak Kapolres Bantul yang kini menggencarkan vaksinasi melalui polsek-polsek yang ada di bawah jajaran Polres Bantul terutama menyasar booster," ungkapnya.
"Kita sudah siap dan sepakat agar Bantul kasus harian COVID-19 tidak meningkat," tambah politisi PDI Perjuangan ini.
2. Luncurkan gerakan 1.000 vaksin dosis 3

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja, mengatakan sampai hari ini kasus COVID-19 subvarian BA4 dan BA5 belum ditemukan di Bantul. Namun, pihaknya tetap mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus.
"Rumah sakit rujukan kita siapkan, rumah sakit lapangan juga kita siapkan jika ada lonjakan dan yang jelas menggencarkan vaksinasi," ungkapnya.
Untuk menggencarkan vaksinasi booster, pihaknya akan melakukan gerakan 1000 aksin dosis ketiga pada 20 Juni 2022 yang akan ditinjau oleh Menteri Kesehatan dan perwakilan dari WHO.
"Gerakan 1000 vaksin dosis ketiga ini meningkatkan capaian vaksinasi booster di Bantul yang saat ini masih rendah, masih dalam kisaran 25 persen," ungkapnya.
3. Narasi dimasyarakat vaksinasi dosis 2 sudah lengkap

Agus Budi mengaku faktor capaian dosis ketiga masih rendah lebih disebabkan karena narasi yang beredar di masyarakat bahwa vaksinasi COVID-19 sudah lengkap setelah mendapatkan dosis kedua, sedangkan dosis ketiga hanya sebagai penyempurna. OLeh karena itu, menurutnya mandatori vaksinasi ini sangat penting agar capaian vaksinasi dosis 3 semakin meningkat.
"Pak Presiden juga sudah menyampaikan untuk kegiatan-kegiatan publik yang besar harus disyaratkan dosis ketiga. Sehingga dengan mandatori di Bantul maka pelayanan publik disyaratkan harus dosis ketiga yang diharapkan masyarakat juga akan melakukan vaksinasi dosis ketiga untuk mendapatkan pelayanan dari pemerintah," tandasnya.