Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jumlah Tamu Hotel di Jogja Rendah saat Libur Lebaran, PHRI DIY: Ambyar

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY) menyebut okupansi hotel selama libur Lebaran tahun ini tidak sesuai target. tingkat hunian hotel jauh lebih rendah jika dibandingkan libur lebaran tahun lalu.

"Okupansi libur lebaran ambyar, dibanding tahun lalu sangat jauh," ujar Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, Selasa (25/4/2023).

1. Okupansi jauh lebih rendah dari tahun lalu

Ilustrasi kamar hotel (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Deddy memberi gambaran, jika libur Lebaran tahun lalu pada H-2 hingga H+4 bisa mencapai 70 - 80 persen, tahun ini cuma diangka 40 - 50 persen. "Kenaikan baru tadi malam (Senin 24 April 2023), itu hanya naik 10 - 20 persen. Jadi ya semuanya kira-kira 60 - 70 persen," ujar Deddy.

Deddy menyebut angka tersebut jauh dari target PHRI DIY tahun ini yaitu mencapai 90 persen dari jumlah kamar yang disediakan. "Kami masih berharap sampai 28 April 2023 nanti bisa mencapai 90 persen. Namun, secara global dibanding tahun lalu memang sangat jauh," ungkapnya.

2. Penyebab bukan karena klitih atau kalah saing dengan daerah lain

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono. (Instagram.com/deddypranowo)

Menurut Deddy, penyebab anjloknya okupansi ini bukan karena terkait klitih yang sempat ramai di Jogja. "Masalah klitih itu kan sudah diatasi. Beberapa kejadian sebenarnya juga bukan di Jogja, tapi di luar Jogja. Hanya saja yang posting orang Jogja," ujar Deddy.

Penyebab rendahnya lainnya menurut Dedy bukan disebabkan karena kalah bersaingnya dengan Solo. Menurutnya, selama ini antara PHRI Jogja dan Solo justru ada sinergi untuk mendukung pengembangan pariwisata. "Jadi yang Solo menawarkan untuk wisata ke Jogja juga, dan sebaliknya," kata Deddy.

3. Sejak larangan bukber, hotel lesu

Range menu Oriental hingga Timur Tengah (IDN Times/Yogie Fadila)

Deddy mengatakan berdasarkan analisa dari PHRI DIY, penurunan okupansi ini tidak lepas dari kebijakan sebelumnya yang dikeluarkan pemerintah, yang melarang ASN untuk mengadakan buka bersama. "Sementara analisa PHRI, karena larangan buber itu, padahal yang punya uang ASN," ungkapnya.

Deddy mengharapkan ke depan tidak ada lagi kebijakan pemerintah yang membatasi aktivitas ekonomi masyarakat. "Sebagai contoh, larangan ASN mengadakan syawalan di hotel, maupun restoran. Nantinya kan berimbas ke kita lagi. PHRI punya multiplier effect yang luas ke UMKM, tenaga kerja. Tenaga kerja aja berapa ribu. Dia menghidup istri dan suami maupun anak-anaknya," ujar Deddy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us