3 Pemimpin Umat Komitmen Bangun Persaudaraan dalam Keberagaman

Perlu peran serta juga dari berbagai pihak

Sleman, IDN Times - Tiga pimpinan umat yang mendapat anugerah Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga berkomitmen membangun persaudaraan dalam keberagaman. Kerukunan umat beragama ini harus dibangun bersama.

Presiden Badan Kepausan untuk Dialog Lintas Agama Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot, mengatakan secara personal anugerah yang ia terima untuk menjaga keberagaman dan persaudaraan antarmanusia. Menurutnya komitmen menjaga persaudaraan ini perlu dijaga dan dilestarikan.

1. Indonesia memiliki nilai keberagaman

3 Pemimpin Umat Komitmen Bangun Persaudaraan dalam KeberagamanPenganugerahan honoris causa untuk tiga pemimpin umat dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Kardinal Miguel menyebut Indonesia memiliki semangat yang sama dalam menjaga keberagaman. Semangat tersebut terangkum dalam Pancasila. Hal tersebut menjadi contoh bagi negara lainnya dalam memaknai keberagaman.

"Saya merasa seperti menjadi Indonesia. Saya merasa bagian dari negara cantik ini. Ini sekaligus jaringan yang punya tanggung jawab bersama mendukung berjalannya Pancasila," ujar Romo Miguel di kampus UIN Sunan Kalijaga, Senin (13/2/2023).

Miguel mengungkapkan untuk menjaga kerukunan ini adalah kesepakatan bersama. Kerukunan bukan sebuah hadiah. Perlu usaha semua pihak untuk mewujudkan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi penerus juga harus menumbuhkan semangat yang dibangun ini.

"Sehingga menjaga kedamaian dalam keberagaman menjadi tanggungjawab seluruh umat manusia," ujar Miguel.

Baca Juga: 3 Pemimpin Umat Terima Gelar Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga

2. Agama sebagai bagian dari solusi masalah yang ada

3 Pemimpin Umat Komitmen Bangun Persaudaraan dalam KeberagamanPenganugerahan honoris causa untuk tiga pemimpin umat dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan rasa syukurnya dengan anugerah Honoris Causa, terlebih tepat momentum ulang tahun 1 abad NU. Dia juga menyebut bahwa sebelumnya di R20 pemimpin agama telah menyepakati untuk bersama-sama membangun gerakan global.

"Untuk membebaskan agama dari jebakan keadaan yang menjadikannya bagian dari masalah, agar kemudian agama sungguh-sungguh dihadirkan sebagai bagian dari solusi masalah," kata Gus Yahya.

Agama diharapkan sungguh-sungguh hadir sebagai bagian dari solusi masalah dan menjadi inspirasi serta pendorong untuk perdamaian harmoni dan masa depan yang lebih mulia, bagi seluruh umat manusia.

"Sesudah ini segara kami bisa melangkah dengan inisiatif lebih nyata, dalam kerja sama menuju apa yang menjadi cita-cita mulia bagi semua agama yaiu kemuliaan dan martabat manusia," ujarnya.

3. Menentang kekerasan antarmanusia

3 Pemimpin Umat Komitmen Bangun Persaudaraan dalam KeberagamanPenganugerahan honoris causa untuk tiga pemimpin umat dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Penerima anugerah Honoris Causa lainnya yang juga Dewan Pakar Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah, Sudibyo Markus menentang segala bentuk kekerasan, antar manusia. Ia mengatakan untuk membangun perdamaian atas konflik-konflik yang pernah terjadi bukan hal mudah, namun bukan berarti juga tidak ada jalan.

Menurutnya sudah banyak upaya-upaya baik untuk menghapus konflik yang pernah terjadi, dan memulai membangun perdamaian. "Kita percaya gerakan nyata, kita harus proaktif. Untuk mulai tidak mudah, tapi Insyaallah bukan berarti tidak ada jalan," kata Sudibyo.

Baca Juga: 1 Abad NU, Haedar Ajak Bangun Indonesia dalam Keragaman

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya