Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Bawang Merah Melorot, Petani di Bantul Masih Untung

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo panen bawang merah lahan pasir. (IDN Times/Daruwaskita)
Intinya sih...
  • Petani bawang merah di Bantul mengalami penurunan harga jual produk hortikultura, hanya sekitar Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.
  • Penggunaan listrik untuk irigasi dapat menekan biaya irigasi hingga 80 persen dibandingkan dengan menggunakan pompa air berbahan bakar minyak (BBM).
  • Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa pada bulan Juli hingga Agustus mendatang akan ada panen raya bawang merah di lahan persawahan dan lahan pasir dengan total luas lahan mencapai 1.000 hektar.

Bantul, IDN Times - Petani bawang merah di Kabupaten Bantul sedang melaksanakan panen raya, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada Agustus 2024. Namun, saat petani mulai memanen produk hortikultura ini, harga bawang merah di pasaran justru anjlok, hanya sekitar Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.

1. Harga bawang merah ditingkat petani hanya Rp12 ribu perkilogram

Ilustrasi petani bawang merah. (IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu petani bawang merah lahan pasir di Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Sancoko, menyatakan bahwa saat ini banyak petani bawang merah mulai memanen tanaman mereka. Namun, panen raya di Jawa Timur dan Jawa Tengah menyebabkan harga bawang merah turun.

"Bawang merah di tingkat petani hanya laku dijual dalam kisaran Rp10 ribu per kilogram untuk bawang merah kelas medium sedangkan bawang merah kelas premium atau bagus hanya laku Rp13 ribu per kilogram," katanya, Kamis (18/7/2024).

2. Elektrifikasi menolong petani tidak merugi ketika harga bawang merah jatuh

ilustrasi listrik (Dok. Pribadi/Muti'ah Mur Rahmah)

Menurut Sancoko, meski harga bawang merah sedang turun, petani bawang merah di lahan pasir masih mendapatkan keuntungan meskipun tidak besar. Dengan penggunaan listrik untuk irigasi, biaya irigasi bisa ditekan hingga 80 persen dibandingkan menggunakan pompa air berbahan bakar minyak (BBM).

"Biaya irigasi yang rendah ini bisa menekan biaya produksi bawang merah sehingga ketika harga jatuh petani masih dapat untung atau minimal impas," ucapnya. "Kalau harga bawang merah di kisaran Rp10 ribu per kilogram petani masih untung dikit atau impas. Namun ketika sudah di bawah harga Rp10 ribu per kilogram maka petani merugi," tambahnya lagi.

Lebih lanjut, Sancoko mengatakan bahwa hampir semua petani di lahan pasir yang menanam bawang merah telah menggunakan listrik untuk irigasi. Namun, masih banyak petani di lahan persawahan yang menggunakan pompa air berbahan bakar minyak, sehingga ketika harga bawang merah jatuh, kerugiannya cukup besar.

"Petani bawang merah di Kapanewon Pundong, Imogiri, dan sebagian Kretek masih mengandalkan irigasi dengan pompa yang menggunakan BBM. Ketika harga bawang merah jatuh pasti ruginya banyak," tandasnya.

3. DKPP Bantul genjot elektrifikasi irigasi di lahan bawang merah

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo.(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa pada bulan Juli hingga Agustus mendatang akan ada panen raya bawang merah di lahan persawahan dan lahan pasir dengan total luas lahan mencapai 1.000 hektar.

"Petani bawang merah di Nawungan Imogiri mulai panen raya bawang merah dan disusul nantinya panen raya bawang merah di lahan pasir pada akhir bulan Juli dan bulan Agustus," ujarnya.

Ia mengakui bahwa saat ini harga jual bawang merah sedang turun, yakni kisaran Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Dengan harga tersebut, petani bawang merah di lahan persawahan yang belum menggunakan pompa air listrik masih bisa mendapatkan untung, namun bagi petani yang menggunakan pompa air berbahan bakar minyak untuk irigasi, keuntungannya tipis bahkan bisa merugi.

"Makanya kita terus berupaya agar elektrifikasi petani bawang merah di Bantul merata. Sebab produk bawang merah dari Bantul merupakan produk holtikultura tertinggi di DIY dan bisa menekan inflasi," terangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us