Halim Angkat Bicara soal Pecah Kongsi dengan Joko Purnomo di Pilkada

- Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, tidak akan berpasangan dengan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, dalam Pilkada Bantul 2024.
- Pendaftaran pasangan calon bupati dan wakil bupati di KPU Bantul pada bulan Agustus mendatang masih membuka kemungkinan perubahan.
- Komunikasi politik terus berlangsung di tingkat DPC, DPW, dan DPP sehingga segala kemungkinan bisa terjadi sebelum pendaftaran paslon diserahkan ke KPU.
Bantul, IDN Times - Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, menyatakan bahwa dirinya tidak akan lagi berpasangan dengan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, dalam Pilkada Bantul 2024 mendatang. Halim pun akhirnya angkat bicara terkait isu "pecah kongsi" tersebut.
1. Sebelum pendaftaran paslon ke KPU, segala kemungkinan bisa terjadi

Menurut Halim, berbagai kemungkinan masih terbuka hingga pendaftaran pasangan calon bupati dan wakil bupati di KPU Bantul pada bulan Agustus mendatang. Ia menjelaskan bahwa dinamika politik Pilkada tidak hanya terjadi di level kabupaten DIY, tetapi juga di level DIY dan pusat, karena pengambilan keputusan mencapai tingkat pusat.
"Kenapa ketika saudara-saudara (wartawan) tanya kepada saya, saya selalu tidak bisa untuk memastikan hal itu (pasangan Halim-Joko) karena memang pengambilan keputusan bertingkat mulai dari DPC, DPW hingga DPP," ujarnya, Rabu (26/6/2024).
2. Isu Halim-Joko berpisah dalam Pilkada Bantul 2024 tidak permanen

Menurut Halim, komunikasi politik tidak hanya dilakukan di tingkat DPC, tetapi juga di tingkat DPW dan DPP, sehingga berbagai kemungkinan bisa terjadi. Komunikasi politik terus berlangsung dan bisa berubah-ubah setiap saat.
"Pokoknya selagi belum ada pendaftaran paslon diserahkan ke KPU maka segala kemungkinan bisa terjadi. Ndak perlu dirinci pasangannya dengan siapa. Semua kemungkinan bisa terjadi dan semuanya mungkin," katanya.
Ia menegaskan, rumor tentang Halim-Joko yang berpisah dalam Pilkada Bantul sifatnya tidak permanen, karena dirinya juga diundang oleh DPC, DPW, dan DPP. DPP PKB juga berkomunikasi dengan partai lainnya, dan diskusi tersebut tidak selalu diketahui olehnya.
"Yang tahu ya rembugan dengan saya aja namun rembugan dengan partai lainnya tidak diketahui," ucapnya. "Jadi sekali lagi saya katakan segala kemungkinan terjadi. Sebelum surat rekomendasi dimasukkan ke KPU bisa terjadi. Apa yang dirintis dan dirancang bisa berubah."
3. Tak hanya dengan Gerindra, PKB berkomunikasi baik dengan semua partai

Terkait hubungan yang semakin erat dengan Partai Gerindra, Halim menyatakan bahwa PKB memiliki hubungan yang baik dengan semua partai. Menurutnya, PKB dapat bekerja sama dengan partai manapun.
"Kalau dilihat konstelasi nasional, maka PKB bisa bekerja sama dengan PDIP, dengan PKS sering, dengan Gerindra oke. Karena PKB didoktrin sebagai jangkar kebhinekaan," tutupnya.