Fakultas Peternakan UGM Bentuk Satgas PMK

- Fapet UGM akan bentuk Satgas Penanggulangan PMK
- Satgas ini bertugas memastikan pencegahan dan penanganan PMK lebih cepat dan sistematis
- Pentingnya penerapan biosekuriti untuk melindungi ternak dari virus PMK
Yogyakarta, IDN Times - Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) berencana membentuk Satuan Tugas penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dibentuknya Satuan Tugas atau Satgas ini dimaksudkan untuk memastikan pencegahan serta penanganan PMK bisa dilakukan lebih cepat dan sistematis.
1. Kasus PMK mulai merebak di DIY

Dekan Fapet UGM, menerangkan, Satgas ini dibentuk mempertimbangkan situasi dan kondisi kasus PMK di DIY dan berbagai daerah lainnya yang terus meningkat.
"Peningkatan yang signifikan ini mendorong Fapet UGM memutuskan untuk membentuk Satgas," kata Budi dalam keterangannya, Senin (6/1/2024).
2. Turun survei ke Gunungkidul

Budi menambahkan, Satgas Penanggulangan PMK ini memiliki tugas antara lain memastikan pencegahan dan penanganan PMK bisa dilakukan lebih cepat dan sistematis.
Pada satu sisi, lanjut Budi, perwakilan tim dosen Fapet UGM juga sudah melakukan survei permulaan ke lokasi ternak yang terkena PMK di Gunung Kidul. "Sudah melakukan survei awal ke lokasi ternak yang terkena PMK," imbuh Budi.
3. Tekankan pentingnya biosekuriti
Lebih jauh, Budi menerangkan jika langkah penting yang perlu dilakukan terkait PMK ini adalah penerapan biosekuriti.
Biosekuriti merupakan tindakan untuk mencegah penularan penyakit atau kontaminasi ke dalam atau keluar dari suatu tempat.
"Dalam hal ini untuk melindungi ternak dari virus sejak dini. Keamanan ternak maupun manusia dan lingkungan menjadi prioritas. Untuk itu diperlukan beberapa tindakan nyata seperti pengawasan lalu-lintas keluar masuk kandang hingga isolasi ternak yang terkena PMK," pungkasnya.
Sebagai informasi, ratusan ternak terutama sapi di DIY, khususnya Gunungkidul, Sleman, Bantul dan Kulon Progo telah terpapar PMK dan tidak sedikit yang akhirnya mati.