Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Diprediksi Gagal ke Senayan, Partai Ummat Kritik Survei Litbang Kompas

Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi, di Kantor DPW Partai Ummat DIY, Sabtu (25/8/2023). (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi, di Kantor DPW Partai Ummat DIY, Sabtu (25/8/2023). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Yogyakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi, mengkritik survei Litbang Kompas yang mencatatkan partainya tak lolos ke parlemen. Menurut mantan dosen jurusan teknologi informasi Universitas Islam Indonesia (UII) itu, metodologi Litbang Kompas tidaklah representatif dan lemah secara saintifik.

"Saya pribadi memang belajar sembilan tahun terakhir di data sains, otak-atik ilmu data. Saya mewakili Partai Ummat mengkritisi, metodologi yang dilakukan Litbang," kata Ridho di Kantor DPW Partai Ummat DIY, Kota Yogyakarta, Sabtu (26/8/2023).

"Kita menyarankan Litbang Kompas memang memperbaiki metodenya," lanjut menantu Amien Rais itu.

1. Tak sampai satu persen

ilustrasi survei (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi survei (IDN Times/Aditya Pratama)

Dasar kritik Ridho terhadap hasil survei Litbang Kompas itu adalah pelibatan responden yang hanya sekitar 1.500 orang saja dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 yang mencapai 204.807.222 pemilih.

"Artinya hanya 0,00074 persen responden yang diambil," terang Ridho.

"Ini mungkin Jakarta saja, 1.500 (responden) mungkin Jakarta Timur, di daerah Pasar Rebo dan segala macam umpamanya, satu kelompok satu gang, sangat tidak merepresentasikan," sebutnya.

2. Lemah secara saintifik dan susah dipertahankan

Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Kesimpulan Ridho, sampling dan hasil survei Litbang Kompas ini lemah dari segi saintifik. Selain itu dipertahankan dari berbagai macam sisi akademis.

"Akan sulit dipertahanan dan lebih lagi outputnya. Di statistik ada istilah garbage in garbage out, masuknya sampah keluarnya juga sampah. Jadi ini kita akan sulit menggunakan ini sebagai dasar," terang Ridho.

"Bagaimana kita mau menyandarkan suatu hal yang sangat penting, waktu dia tadi bahwa menyatakan partai tidak lolos terhadap sesuatu yang secara saintifik itu sangat lemah," lanjut dia.

3. Tak gubris hasil survei, optimis tatap Pemilu 2024

Ilustrasi pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Oleh karena itu, Ridho pun menyatakan tak menggubris hasil survei Litbang Kompas dan akan maju terus menyongsong Pemilu 2024 dengan kerja-kerja parpol.

"Jadi insyaallah kita tetap optimis, tidak terlalu terpengaruh gerakan kita move kita ke depan oleh survei-survei yang sulit dipahami tersebut," pungkas Ridho.

Survei Litbang Kompas itu sendiri dilaksanakan melalui wawancara tatap muka pada 27 Juli-7 Agustus 2023. Sebanyak 1.364 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Margin of error survei ini lebih kurang 2,65 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasilnya, Hanura, PSI, Garuda, Gelora, Partai Ummat, PBB, dan Partai Buruh diprediksi cuma meraup suara di bawah satu persen.

Selain itu, dua parpol parlemen yakni PPP dan PAN diprediksi juga gagal melenggang ke Senayan karena elektabilitas keduanya berada di bawah parliamentary threshold sebesar empat persen. PPP cuma meraih 1,6 persen, sementara PAN hanya sanggup mencapai 3,4 persen saja berdasarkan hasil survei kali ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us