Dikritik Sensual, SPG Hewan Kurban di Bantul Tampil Lebih Syar'i

- Penjual domba kurban Adi Karnadi viral karena menggunakan SPG untuk menarik pembeli
- Setelah mendapat kritik, Adi mengubah konsep pakaian SPG menjadi lebih syar'i dan mendapat respons positif dari masyarakat
- Penggunaan SPG berpakaian syar'i meningkatkan penjualan domba kurban Adi dari 160 ekor menjadi lebih dari 200 ekor dalam satu pekan terakhir
Bantul, IDN Times - Adi Karnadi (31), seorang penjual domba kurban, viral setelah menggunakan jasa Sales Promotion Girls (SPG) untuk dagangannya. Namun, di balik popularitasnya di media sosial, warga Padukuhan Godegan RT.10, Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, ini mendapat banyak kritik tajam terkait penggunaan SPG berpakaian sensual untuk menjual hewan kurban.
1. Mengubah pakaian SPG dari seksi menjadi pakaian syar'i

Ditemui di lokasi, Adi mengaku awal mula penggunaan SPG terinspirasi dari para SPG di pusat perbelanjaan atau mal di Yogyakarta. Namun, penerapan konsep ini untuk menjual kambing kurban memicu pro dan kontra di media sosial. Setelah menerima banyak masukan dari ustaz, pihak kampus, dan keluarga, Adi kemudian memutuskan untuk mengganti pendekatan dengan menggunakan SPG dengan busana yang lebih syar'i. Hasilnya, tanggapan masyarakat menjadi lebih positif.
"Jadi kalau masukan itu positif kenapa tidak langsung diterapkan sehingga saya mengubah konsep pakaian SPG dari yang pakaian seksi ke pakaian yang lebih syar'i," ucapnya, Rabu (29/5/2024).
"Yang penting public speakingnya harus bagus, sementara untuk penampilan pakaian SPG saya ubah total," terangnya lagi.
2. Respons masyarakat semakin positif

Penggunaan SPG dengan pakaian syar'i ternyata mendapatkan respons positif dari masyarakat. Terlebih, kedatangan artis Irfan Hakim ke lokasi penampungan hewan kurban dan dukungannya terhadap penjualan domba dengan SPG berpakaian lebih syar'i semakin memantapkan Adi untuk mengubah penampilan SPG menjadi lebih islami.
"Jadi sejak mas Irfan Hakim itu datang atau sekitar satu Minggu yang lalu pakaian SPG dirubah total menjadi pakaian yang lebih syar'i," katanya.
Perubahan konsep SPG dengan menggunakan pakaian syar'i ternyata meningkatkan pesanan hewan kurban, terutama domba. Dalam satu pekan terakhir, penjualan naik dari 160 ekor menjadi lebih dari 200 ekor domba.
"Saya juga harus berpikir lagi untuk mendatangkan domba untuk kurban sebab permintaannya bertambah banyak," tuturnya.
3. Besaran honor yang diterima SPG hewan kurban

Terkait honor SPG, Adi menjelaskan tidak ada tarif atau honor tetap. SPG menerima bayaran berdasarkan jumlah domba yang berhasil mereka jual, yaitu Rp50 ribu per ekor domba.
"Jadi SPG juga setiap hari ada, sebab banyak SPG punya kontrak kerja dengan pihak lain sehingga setiap SPG belum tentu setiap hari berjualan domba untuk kurban. Kalau waktu luang, tidak ada kerjaan lain, bisa menjadi SPG untuk berjualan domba kurban di tempat saya," pungkasnya.
4. Menjadi SPG hewan kurban baru pertama kali dan dapat cuan banyak

Salah satu SPG domba kurban, Rindiyana, mengaku ini pertama kalinya dia bekerja sebagai SPG untuk hewan kurban. Sebelumnya, dia lebih sering menjadi SPG produk otomotif dan kosmetik.
"Biasanya kan menjadi SPG benda mati, kalau ini kan benda hidup sehingga bisa menarik. Bisa buat temen juga," kata Rindi sambil tersenyum.
Soal honor, Rindi tidak mau menjelaskan rinci, tetapi dia mengakui pendapatan dari menjadi SPG hewan kurban cukup menguntungkan.
"Ya lebih cuan lah (honornya) dibandingkan menjadi SPG lainnya," ucapnya.
SPG lain, Riris, mengatakan tidak selalu menjadi SPG karena ada pekerjaan lain yang sudah terikat kontrak.
"Ya kalau pas waktu longgar tidak ada kontrak pekerjaan, saya menjadi SPG hewan kurban miliknya Mas Adi," ucapnya.