Permintaan Peti Jenazah di Bantul Meningkat Tajam, Perajin Kewalahan

Permintaan akta kematian di Bantul naik 10 persen

Bantul, IDN Times - ‎Angka kematian akibat COVID-19 di Kabupaten Bantul mengalami lonjakan yang signifikan. Hal ini turut berdampak terhadap naiknya angka permintaan peti jenazah di tingkat perajin. Para perajin peti jenazah kini kewalahan memenuhi permintaan yang meningkat tajam.

Baca Juga: Selama Juli, Sleman Makamkan 351 Jenazah dengan Protokol COVID-19 

1. Dalam sehari permintaan hingga 10 peti‎

Permintaan Peti Jenazah di Bantul Meningkat Tajam, Perajin KewalahanPeti jenazah korban COVID-19 untuk sosialisasi (Dok. IDN Times/Istimewa)

Salah satu pengrajin peti jenazah di Canden, Kapanewon Jatis, Srini mengaku permintaan peti jenazah pada satu pekan terakhir ini mengalami lonjakan signifikan yang membuat keketeran dalam memenuhi permintaan.

"Satu minggu terakhir ini bisa 10 peti jenazah dalam sehari. Padahal sebelumnya dalam satu hari belum tentu ada yang membeli,"katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (11/7/2021).

2. Harga peti Rp500 ribu dan tidak ada kenaikan‎

Permintaan Peti Jenazah di Bantul Meningkat Tajam, Perajin KewalahanIlustrasi peti jenazah COVID-19. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Dalam pembuatan peti hanya dilakukan oleh suaminya dan beberapa tenaga kerja yang harus ekstra kerja karena permintaan semakin banyak. Hal tersebut juga ditambah rumit dengan bahan papan kayu untuk membuat peti yang kini semakin sulit didapat sehingga terkadang harus memotong kayu sendiri.

"Selama ini harga satu peti jenazah dijual dengan harga Rp 500 ribu dan tidak ada peningkatan meski permintaan melonjak,"ungkapnya.

3. Disdukcapil Bantul catat permintaan akta kematian naik 10 persen‎

Permintaan Peti Jenazah di Bantul Meningkat Tajam, Perajin KewalahanDisdukcapil Kabupaten Bantul. IDN Times/Paulus Risang

Peningkatan angka kematian di Bantul juga diakui oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Bantul, Bambang Purwadi. Menurutnya permintaan akta kematian dalam satu bulan terakhir meningkat meski belum diketahui meninggal karena COVID-19 atau sebab lainnya.

"Bulan ini ada peningkatan sekitar 10 persen di bandingkan satu bulan yang lalu dalam periode yang sama. Apakah meninggal karena COVID-19 atau tidak saya kurang tahu,"ungkapnya.‎

Baca Juga: Dalam 35 Hari, 106 Orang di DI Yogyakarta Meninggal saat Isoman

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya