Tekan Kasus DBD, Dinkes Bantul Sebar Jentik Nyamuk Wolbachia

Teknologi Wolbachia efektif turunkan 77 persen kasus DBD

Bantul, IDN Times - ‎Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul memulai peletakan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia dalam Program WoW Mantul (Wolbachia Wis Masuk Bantul) pada Selasa (24/5/2022). Program ini menjadi pelengkap pengendalian demam berdarah dengue (DBD) di Bantul.

Grand launching program bertajuk "Besanan Nyamuk WoW Mantul" ini menjadi awal dimulainya peletakan 19 ribu ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di rumah orang tua asuh, fasilitas umum serta fasilitas sosial di Bantul selama enam bulan ke depan. Harapannya, nyamuk ber-Wolbachia yang keluar dari ember tersebut akan kawin dengan nyamuk lokal dan menghasilkan keturunan yang sudah ber-Wolbachia.

Baca Juga: Tekan Kasus DBD, Sleman Sebar 22 Ribu Ember Nyamuk Wolbachia

1. Selama periode 2016-2022 jumlah pasien meninggal akibat DBD mencapai 15 kasus‎

Tekan Kasus DBD, Dinkes Bantul Sebar Jentik Nyamuk WolbachiaKepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja.(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja, mengatakan kasus DBD di Bantul mulai tahun 2016 hingga Mei 2022 telah menyebabkan 15 orang meninggal dunia.

"Kasus DBD tertinggi pada tahun 2016 yang mencapai 2.442 kasus dengan angka kematian sebanyak empat pasien. Kemudian disusul tahun 2019 dan 2022 dengan masing-masing empat pasien," ujarnya, Selasa (24/5/2022).

2. Teknologi Wolbachia efektif menurunkan kasus DBD hingga 77 persen‎

Tekan Kasus DBD, Dinkes Bantul Sebar Jentik Nyamuk WolbachiaIlusutrasi pasien dirawat di rumah sakit (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Menurut Agus Budi, teknologi Wolbachia ini menjadi satu strategi yang akan melengkapi upaya pengendalian DBD di Bantul. Wolbachia sebagai bakteri alami yang ditemukan pada 60 persen serangga ini mampu bekerja menghambat replikasi virus dengue pada tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga mencegah penularan virus dengue ke tubuh manusia.

"Teknologi Wolbachia telah terbukti efektif menurunkan 77 persen kasus DBD dan menurunkan 86 persen kasus DBD yang dirawat di rumah sakit dari hasil kajian uji efikasi yang dilakukan oleh World Moquito Program (WMP)," tuturnya.

Pria yang disapa akrab Gus Bud ini menjelaskan, nyamuk ber-Wolbachia diimplementasikan di daerah dengan kasus DBD dan kepadatan penduduk tinggi di Bantul. Sekitar 19.437 ember akan dititipkan di hunian masyarakat dan fasilitas umum dan sosial yang akan menjadi orang tua asuh ember nyamuk ber-Wolbachia. Wilayahnya meliputi 11 kapanewon, 38 kalurahan, dan 519 padukuhan.

"Tentunya kami berterima kasih dan mengapresiasi warga masyarakat dan pengelola fasilitas umum dan sosial di Bantul yang telah bersedia menjadi orang tua asuh. Kami berharap layaknya menjadi orang tua yang turut menjaga dan memantau kondisi ember agar tetap aman, tidak tumpah serta tidak hilang," tuturnya.

3. Teknologi Wolbachia juga aman bagi manusia dan lingkungan‎

Tekan Kasus DBD, Dinkes Bantul Sebar Jentik Nyamuk WolbachiaProject Leader WMP, Yogyakarta, Adi Utarini.(IDN Times/Daruwaskita)

Project Leader WMP, Yogyakarta, Adi Utarini, mengatakan teknologi Wolbachia sudah dipastikan aman bagi manusia dan lingkungan. Hasil analisis risiko yang dilakukan oleh tim ahli independen yang dibentuk Kemenristekdikti dan Balitbangkes Kemenkes menyimpulkan teknologi Wolbachia aman bagi manusia dan lingkungan.

"Risiko yang ditimbulkan dalam jangka 30 tahun ke depan dapat diabaikan dan ini menunjukkan risiko yang terendah," katanya.

"Penerapan teknologi Wolbachia tahun 2022 di Bantul ini merupakan keberlanjutan dari upaya perluasan manfaat dari hasil studi efikasi Wolbachia di tahun 2020 yang lalu," tambahnya lagi.‎

Baca Juga: BBVet Wates Ambil 5 Sampel Domba dari Pedagang di Bantul

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya