TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Varian Delta Plus Masuk ke Malaysia, Ini Pendapat Pakar Genetik UGM 

Delta Plus digolongkan menjadi variant under investigation

Gejala Varian Delta (unsplash.com/fusion_medical_animation)

Sleman, IDN Times - Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM), dr. Gunadi mengungkapkan belum ada bukti yang menunjukkan varian COVID-19, AY.4.2 atau Delta Plus lebih ganas dari varian induknya.

Gunadi menjelaskan varian AY.4.2 merupakan hasil mutasi alamiah yang terjadi pada virus termasuk SARS-CoV-2. Di mana hasil mutasi tidak selalu lebih berbahaya.

“Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya atau pun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” ungkapnya pada Senin (15/11/2021).

Baca Juga: Mahasiswa Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, UGM Bentuk Tim Khusus

Baca Juga: Epidemiolog UGM Nilai PCR dan Antigen untuk Angkutan Lokal Tak Efektif

1. Baru digolongkan jadi variant under investigation

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menurut Gunadi sampai saat ini belum ada bukti riset soal tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari dari varian Delta. Otoritas Kesehatan Inggris pun baru menggolongkannya menjadi variant under investigation.

"Masih masuk dalam variant under investigation, belum variant of interest atau variant of concern," katanya.

2. Perbatasan tetap harus diperketat

Ilustrasi physical distancing di Bandara Soekarno-Hatta (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Meski belum terbukti berbahaya, Gunadi mengimbau pemerintah tetap memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.  Lantaran varian asal Inggris ini telah terdeteksi di Malaysia.

”Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apa pun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara,” terangnya.

Berita Terkini Lainnya