Merapi Alami Deformasi, Pemerintah Persiapkan Langkah Antisipasi
Berjaga-jaga apabila aktivitas Merapi meningkat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Pasca erupsi pada 21 Juni 2020 lalu, Gunung Merapi mengalami perubahan bentuk atau deformasi. Meski laju deformasi tergolong rendah jika dibandingkan dengan 2006 maupun 2010, namun berbagai hal tengah dipersiapkan oleh pemerintah Kecamatan Cangkringan.
Camat Cangkringan, Suparmono menjelaskan, saat ini pihaknya bersama dengan puskesmas, desa maupun kabupaten tengah menyusun skenario apabila Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas. Terlebih saat ini pandemik COVID-19 juga tengah melanda.
Baca Juga: Penggembungan Gunung Merapi Tahun ini Ikuti Aktivitas Tahun 2006
1. Barak mulai dibersihkan
Menurut Suparmono, saat ini desa-desa di wilayah Kecamatan Cangkringan sudah mulai melakukan pembersihan barak pengungsian. Dia menjelaskan, sebelumnya sudah ada sekitar 6-7 barak pengungsian yang difungsikan untuk menampung warga saat aktivitas Gunung Merapi meningkat.
Suparmono menerangkan, dengan adanya COVID-19, ada kemungkinan penambahan barak. Hal ini dimaksudkan agar warga yang menempati barak tetap menjaga jarak.
"Kalau kami salah satu yang dipikirkan teman-teman di kecamatan dan desa itu memfungsikan bangunan yg ada di desa. Sedang kita identifikasi. Selain barak yang sudah resmi ada, kalau di Cangkringan banyak bangunan yang sekarang tidak dipakai. Misal sekolahan, bekas kantor desa, itu memungkinkan dibanding membangun baru," ungkapnya pada Minggu (12/7/2020).
Baca Juga: BPPTKG Sebut Merapi Mengalami Deformasi 0,5 Cm Per Hari