TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Pemandu Desa Wisata Gamplong Alih Profesi Jadi Tukang Batu

Pandemik COVID-19 bikin angka kunjungan menurun drastis

Desa Wisata Gamplong (instagram.com/desawisatagamplong)

Sleman, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat banyak sektor turut terdampak. Salah satu sektor yang terjerembab begitu parah adalah pariwisata, salah satunya yakni mereka yang menggeluti dan terjun dalam pengelolaan desa wisata.

Waludin, Ketua Pengelola Desa Wisata Gamplong mengungkapkan, sejak adanya pandemik COVID-19, kunjungan wisatawan mengalami penurunan drastis. Bahkan akibat dari penurunan tersebut, para pemandu wisata juga banyak yang memilih untuk beralih profesi.

Baca Juga: 7 Lokasi Prewedding Outdoor Jogja, Romantis dan Memesona!

1. Sering menjadi tempat pelatihan

Desa Wisata Gamplong (instagram.com/desawisatagamplong)

Desa Wisata Gamplong yang terletak di Sumberahayu, Moyudan, Sleman ini selain menawarkan kunjungan ke destinasi wisata, juga menawarkan pelatihan tenun tradisional. Menurut Waludin, kunjungan sendiri selain dilakukan oleh para pelajar, industri, juga banyak dilakukan oleh perangkat desa maupun pengrajin dari daerah lain yang ingin mendirikan desa wisata.

"Ada pelatihan khusus tenun 3 hari dan menginap," ungkapnya pada Senin (14/2/2022).

Baca Juga: 6 Desa Wisata di Sleman Cocok Jadi Pilihan Tempat Liburan Akhir Tahun

2. Penurunan kunjungan sampai ribuan saat pandemik

Desa Wisata Gamplong (instagram.com/desawisatagamplong)

Waludin mengungkapkan, sebelum adanya pandemik COVID-19, jumlah kunjungan per tahun di Desa Wisata Gamplong bisa mencapai 4-6 ribu. Namun, sejak pandemik COVID-19 melanda, pada 2020 dan 2021 hampir tidak ada kunjungan. Jika pun ada, angkanya sangat minim sekali.

"Kalau ada sedikit sekali, gak sampai 500 orang per tahun. Baru 2022 kemarin ada sedikit rombongan yang masuk di desa wisata. Januari kemarin sekitar 250 orang," katanya.

3. Banyak pemandu yang beralih profesi

Kerajinan di Desa Wisata Gamplong (instagram.com/desawisatagamplong)

Waludin mengungkapkan, kondisi penurunan pengunjung yang sangat drastis tersebut juga turut berdampak pada keberadaan pemandu maupun pengelola wisata yang sebelumnya banyak menggantungkan hidup pada Desa Wisata Gamplong. Menurutnya, tidak jarang juga dari pemandu wisata, yang merupakan warga sekitar yang memilih untuk beralih profesi. Mulai dari tukang batu, bercocok tanam hingga mencari pasir.

"Kebetulan pemandu dari pengrajin, ada yang masih jadi pengrajin dan ada juga yang alih profesi. Ada yang jadi tukang batu, ada yang tanam terung, ada yang cari pasir di kali," paparnya.

Baca Juga: 5 Kegiatan Seru di Desa Wisata Nglanggeran Gunungkidul

Berita Terkini Lainnya