Tak Ingin Jatuh Korban, UGM: KPU Harus Perbaiki Sistem Rekrutmen KPPS
Petugas harus memiliki stamina prima
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times – Universitas Gadjah Mada meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperbaiki sistem rekrutmen dan kesehatan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Keterangan Ketua Departemen Politik dan Pemerintahan, Fisipol UGM, Abdul Gaffar Karim menjelaskan, permintaan tersebut merupakan hasil penelitian berdasarkan kejadian luar biasa yang menyebabkan ratusan petugas Pemilu 2019 meninggal dunia.
Penelitian dilakukan oleh gabungan tiga fakultas di UGM yaitu Fisipol, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, serta Fakultas Psikologi.
Baca Juga: Pilkada Serentak 2020 di DIY Jadi Piloting Pemilu Berkualitas
1. Penelitian berdasarkan kejadian luar biasa kematian ratusan petugas pemilu
Hasil penelitian menyebutkan para petugas mengalami tingkat stres yang tinggi. Penyebabnya adalah waktu istirahat yang kurang, karena bekerja hingga 24 jam. Ditambah tekanan karena ada kabar bohong atau hoaks, yang menuding petugas tidak netral, berbuat curang, dan melakukan politik uang.
“Tudingan-tudingan itu mengganggu pikirannya,” kata Gaffar, dalam acara Workshop Diseminasi Riset dan Kepemiluan 2019-2020: Hoaks, Ujaran Kebecian, dan Kematian KPPS” yang diadakan Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) di Prime Plaza Hotel Yogyakarta, Rabu (19/2).
Menurut hasil penelitian, kematian petugas disebabkan beban kerja yang berat akan memicu kelelahan. Kemudian mengakibatkan morbiditas penyakit petugas muncul ke permukaan.
“Ada juga petugas yang punya multiple morbility. Jadi punya lebih dari satu penyakit,” kata Gaffar.
Baca Juga: Riset Hoaks Pemilu 2019 Fisipol UGM Jadi Bahan Evaluasi Pilkada 2020