TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Air di Jogja Mengandung Bakteri E-Coli, Ini yang Harus Dilakukan    

Jarak sumur dan pengolahan limbah tak ideal jadi pemicunya 

ilustrasi infeksi bakteri (pixabay.com/qimono)

Yogyakarta, IDN Times - Kandungan bakteri e-coli yang terdapat di air sumur Kota Yogyakarta tergolong tinggi. Pencemaran bakteri e-coli di air sumur di Kota Yogyakarta terjadi cukup lama karena kondisi permukiman di kota tersebut yang padat penduduk.

 

1. Jarak antara sumur dan pengolahan limbah tak ideal

Ilustrasi Pemukiman Padat penduduk (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Sutomo, Senin (15/8/2022) mengatakan di pemukiman padat penduduk tak jarang jarak antara sumur dan pengolahan limbah tidak memenuhi jarak ideal. 

"Karena kondisi permukiman yang sudah padat dengan penduduk, maka tidak jarang jarak antara sumur dan pengolahan limbah domestik antar rumah tidak memenuhi jarak ideal sehingga terjadi pencemaran bakteri e-coli di sumur warga," katanya.

 

Baca Juga: 13 Promo Makan 17 Agustus di Jogja, Jangan Sampai Kehabisan!

Baca Juga: Pedestrian Jalan Ahmad Dahlan Kota Jogja Berubah Jadi Lahan Parkir 

2. Air harus dimasak dengan benar

ilustrasi minum air putih (IDN Times/Mardya Shakti)

Sutomo mengatakan langkah untuk meminimalkan dampak bakteri e-coli pada kesehatan tubuh adalah mengolah air dengan benar sebelum dikonsumsi.

"Saat air sudah direbus sampai mendidih, maka bakteri e-coli akan mati. Tetapi, sebagian besar masyarakat di Yogyakarta saat ini sudah mengonsumsi air kemasan atau air isi ulang untuk kebutuhan makan dan minum. Tidak lagi mengambil langsung dari air sumur," katanya dikutip Antara. 

“Air sumur tersebut tetap aman digunakan untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK),” imbuhnya.

Baca Juga: Pekan Depan Sidang Pemberi Suap Haryadi Suyuti Digelar di PN Jogja   

Berita Terkini Lainnya