TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sosok Mujiono, Anggota KPPS Bantul yang Wafat, di Mata Warga

Sebelum meninggal dunia, Mujiono bersihkan calon makamnya‎

IDN Time/Daruwaskita

Bantul, IDN Times -Salah satu petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta yang meninggal adalah ‎Mujiono (46) anggota KPPS TPS 49, Dusun Tegallurung, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak. 

Mujiono sebelum meninggal sempat dilarikan ke rumah sakit Elisabeth Ganjuran pada Rabu (17/4) dan dirawat selama 2 hari. Mujiono mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis malam (18/4).

Baca Juga: Satu Lagi Petugas KPPS di Bantul Meninggal Dunia

Pasca meminggalnya Mujiono banyak cerita suka duka yang dialami oleh Mujiono dan keluarga yang diungkapkan oleh para tetangga Mujiono yang juga merupakan seorang ketua RT 01, Dusun Tegallurung.

Seperti yang diungkapkan Purwanti tetangga Mujiono yang menceritakan almarhum merupakan sosok pekerja yang ulet dan ringan tangan terhadap para tetangga dan menjadi guru ngaji di masjid Dusun Tegallurung.

"Jadi setiap sore itu masjid ramai dengan kegiatan belajar mengaji yang dipimpin oleh almarhum. Namun paska meninggal saat ini masjid jadi sepi," kata Purwanti, Rabu (13/5).

1. Selain anggota KPPS Mujiono juga guru ngaji‎

pixabay.com/alihaydargulec0

2. Sempat membersihkan calon makamnya‎

IDN Times/Istimewa

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai staf di Bali Desa Gilangharjo juga mengatakan pada hari Minggu sebelum pelaksanaan coblosan Rabu (17/5), Mujiono bahkan sempat membersihkan makam di dusunnya dari bekas potongan pohon bambu (bonggol bambu) hingga bersih.

"Saat ini Majiono bilang tak resiki sesuk tak enggoni" (saya bersihkan besuk akan saya tempati),"kata Purwanti.

3. Sebelum meninggal Mujiono telah memberikan firasat‎

IDN Times/Daruwaskita

Pasca meninggal, warga kemudian teringat bahwa Mujiono sebenarnya sudah memberikan pertanda akan meninggal dunia namun warga tak memahaminya.

"Baru setelah meninggal warga sadar, Mujiono sudah memberikan tanda-tanda atau firasat aka meninggal dan minta dimakamkan di makam yang telah dibersihkannya," ujarnya.

Baca Juga: Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Menerima Santunan Rp36 Juta

4. Sebelum meninggal Mujiono begadang di TPS hingga pukul 02.00 WIB‎

IDN Times/Daruwaskita

Supriyanto, Kadus Tegallurung mengatakan Mujiono mempunyai riwayat penyakit jantung dan sebelum pencoblosan pada Selasa malam (16/4) sempat menunggui TPS hingga pukul 02.00 WIB dan mengaku tidak enak badan dan pulang ke rumah.

"Jadi praktis selama beberapa hari Pak Mujiono ikut persiapan membuat TPS hingga menjaga kotak suara sampai dini hari," ujarnya.

5. Mujiono dilarikan ke rumah sakit Elisabeth Ganjuan‎

IDN Times/Daruwaskita

Rabu pagi (17/5) saat pelaksanaan pemilu, seluruh anggota KPPS 49 telah berkumpul di TPS namun hingga pukul 09.00 WIB, Mujiono tak kunjung datang sehingga posisi Mujiono digantikan orang lain dan pencoblosan baru dimulai pukul 09.00 WIB dari seharusnya jam 07.00 WIB.

"Saat ini semua anggota KPPS tidak tahu kalau Mujiono dilarikan ke rumah sakit," ucapnya.‎

Beberapa waktu kemudian tersiar kabar Mujiono dilarikan ke rumah sakit Elisabeth Ganjuran karena sakit mendadak.

6. Mujiono meninggal di RS Elisabeth Ganjuran

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Setelah satu hari tepatnya Kamis malam (18/4) warga kaget karena mendapatkan berita Mujiono meninggal dunia di rumah sakit.

"Jadi almarhum memang belum sempat mengikuti kegiatan sebagai anggota KPPS namun almarhum aktif dalam persiapan pencoblosan," katanya.

Warga kata Supriyanto sangat kehilangan sosok Ketua RT yang ulet dalam bekerja dan melayani masyarakat meski pekerjaannya hanya membantu istrinya berjualan kelontong di rumahnya.

"Almarhum meninggalkan seorang istri, Murjiyem dan dua orang anak yang masih pelajar. Kita juga memastikan bahwa keluarga almarhum telah mendapatkan BPJS, masuk program PKH, mempunyai KIS, KIP," ujarnya.

Baca Juga: Ratusan KPPS Meninggal, Menkes: Ajukan Autopsi Jika Mencurigakan

Berita Terkini Lainnya