Satu Lagi Petugas KPPS di Bantul Meninggal Dunia

Sebelum meninggal mengeluh capek

Bantul, IDN Times - Kabar duka kembali terdengar, satu lagi anggota KKPS meninggal dunia usai menjalankan tugas pada pemilu 17 April 2019 di Kabupaten Bantul.

Sebelumnya anggota KKPS TPS 49 Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, bernama Mujiono meninggal dunia, kini bertambah satu lagi yaitu anggota KKPS TPS 20, Dusun Grogol IX, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Markijan.

Baca Juga: HS Pengancam Jokowi Diduga Terprovokasi Sesama Pendukung Paslon 02

1. Markijan meninggal dunia pada 30 April 2019‎

Satu Lagi Petugas KPPS di Bantul Meninggal DuniaIDN Times/Daruwaskita

Ketua KPU Kabupaten Bantul, Didik Joko Nugroho mengatakan almarhum Markijan meninggal dua minggu paska pemilu, saat pelaksaan rekapitulasi surat suara di KPU Bantul (30/4). Menurutnya penyebab kematian diduga akibat kelelahan.  

" Apalagi almarhum punya kegiatan yang cukup padat apalagi setiap pagi harus berangkat mengajar Sekolah Dasar di Toyan, Kabupaten Gunungkidul,"ujar Didik.

2. KPU Bantul pastikan almarhum mendapat santunan

Satu Lagi Petugas KPPS di Bantul Meninggal DuniaIDN Times/Daruwaskita

Markijan kata Didik meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang semuanya masih sekolah. Putra pertama Eko Setyo Raharjo baru melanjutkan pendidikan S2, sedangkan anak kedua yaitu Ristina Dwi Utami masih berstatus pelajar. Sedangkan istri almarhum, Wijayati bekerja sebagai guru PAUD di daerah Sewon, Bantu.

"Kita pastikan data almarhum sudah dikirim ke KPU RI untuk mendapatkan santunan."

3. Kematian almarhum kagetkan para tetangga‎

Satu Lagi Petugas KPPS di Bantul Meninggal DuniaIDN Times/Daruwaskita

Rumah almarhum di Dusun Grogol IX tampak dalam kondisi sepi  saat IDN Times datang.

"Kalau jam segini, ibu Markijan masih mengajar dan kedua putranya masih kuliah dan sekolah,"ungkap salah satu tetangga almarhum Markijan, Supadi.

Ketika ditanya tentang Markijan, Supadi mengaku kepergian Markijan sangat mengagetkan keluarga dan tetangga.

Supadi juga menceritakan kisah Markijan sebelum meninggak duia, sempat mengeluh lelah namun tak dirasakan hanya sempat minta kerokan.

"Jadi memang keluarga akan membawa almarhum ke dokter, namun tidak bersedia. Mungkin almarhum takut disuntik atau bagaimana karena setia kali mau dibawa ke dokter harus bertengkar dahulu,"ungkapnya.

Markijan pun terbilang aktif berorganisasi di desa, selain menjadi anggota KPPS, almarhum juga seorang takmir serta bendahara masjid Maula Al Mahribi.

Baca Juga: Ramadan, Ruas Jalan Lintas Selatan Dipadati Untuk Ngabuburit

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya