Dari Tangan Warga Italia, Kopi Indonesia Makin Mendunia

- Alain Scialoja, pria Italia, mendirikan Koro Roasters setelah jatuh cinta dengan kopi dan petani Indonesia.
- Berbasis di Bali, Koro tumbuh 150% dalam 6 bulan lewat strategi mandiri, fokus kualitas, dan dukungan teknologi.
- Produk Koro sudah menembus pasar Asia, dengan rencana ekspansi ke Bandung, Surabaya, dan Malang, serta inovasi software roasting berbasis AI.
Yogyakarta, IDN Times – Dari tangan pria kelahiran Italia, Alain Scialoja, lahirlah Koro Roasters. Cintanya kepada kopi sejak muda, membawanya untuk melihat kopi di Indonesia. Pertemuannya dengan para petani kopi di Indonesia menjadi awal perjalanan Koro hingga ke luar negeri.
“Sebagai orang Italia, kami memiliki tradisi kopi yang sangat panjang, tetapi baru saat saya datang ke Indonesia, saya melihat bahwa kedalaman kopi di sini jauh lebih luas dibandingkan tempat lain,” cerita Alain, saat ditemui disela Jogja Coffee Week, di Jogja Expo Center (JEC), Jumat (5/9/2025).
1. Berawal dari kecintaan kopi dan Indonesia

Pertemuannya dengan kopi dan para petaninya, membuat Alain semakin jatuh cinta pada kopi Indonesia dan memutuskan menekuni bisnis kopi. “Saya benar-benar jatuh cinta dengan kopi di sini. Ketika saya berkesempatan mengunjungi para petani dan melihat ada banyak cerita dan komunitas di baliknya,” ucap Alain.
Nama Koro Roasters pun tercipta tidak jauh dari perjalanan Alain kala itu. Koro bisa diartikan coffee roasting. “Juga bisa dimaknai sebagai koperasi, yang berasal dari pengalaman kami bertemu para petani, memahami cerita mereka,” ungkap Alain.
Pendekatan Koro menawarkan peta jalan yang memadukan kearifan bisnis tradisional Indonesia. Memulai dari kecil, fokus pada kualitas, serta memperlakukan pelanggan seperti keluarga dengan teknologi modern dan pengambilan keputusan berbasis data.
2. Pertumbuhan dan langkah yang dilakukan

Perusahaan kopi spesialti berbasis di Bali ini berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 150% dalam enam bulan hanya dengan mengandalkan strategi pendanaan mandiri. Hasil ini menunjukkan bahwa membangun bisnis dengan cerdas sering kali lebih unggul dibanding membangun dengan terburu-buru.
Keberhasilan Koro Roasters didasarkan pada prinsip-prinsip kunci yang memadukan kebijaksanaan tradisional dengan eksekusi modern. Fokus kualitas, seperti bisnis keluarga, keunggulan menciptakan pelanggan setia.
Mulai kecil, berkembang strategis, kembangkan kemampuan seiring peningkatan pendapatan. Kemudian, tim kecil, kelompok berdedikasi yang ditingkatkan oleh teknologi dan AI. Hubungan kuat, koneksi langsung dengan pelanggan meningkatkan loyalitas. Operasi digital dengan model online meminimalkan biaya overhead. Berbasis Data, analitik mengoptimalkan alokasi sumber daya. Pemanggangan sesuai permintaan, alat prediktif memastikan kesegaran.
"Kami membangun bisnis ini layaknya usaha keluarga Indonesia: mulai dari apa yang ada, fokus pada kualitas, memperlakukan pelanggan seperti keluarga, dan tumbuh secara organik. Teknologi hanya membantu kami melakukannya lebih efisien dalam skala besar," ujar Alain.
3. Ekspansi berbagai kota kembangkan teknologi

Produk Koro banyak dipasarkan secara online. Dari Bali, Koro memiliki gudang di Jakarta dan Jogja. Produk Koro juga sudah terjual di berbagai negara, seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Alain mengatakan pengusaha Indonesia punya keunggulan alami, pihaknya memahami cara-cara membangun hubungan, menghargai kualitas, dan berpikir jangka panjang. “Saat kekuatan ini dipadukan dengan teknologi modern, hasilnya adalah bisnis yang kuat dan berkelanjutan,” ujar Alain.
Pengembangan ke depan akan dilakukan dengan ekspansi di Bandung, Surabaya, dan Malang. Inovasi teknologi juga akan dilakukan. “Mengembangkan software roasting kopi pertama di Indonesia berbasis AI,” ujarnya.