Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Biaya Gak Nutup, Banyak Hotel dan Restoran di Sleman yang Tiarap

Ilustrasi hotel. Pixabay.com

Sleman, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun lamanya berdampak besar terhadap operasional sektor hotel dan restoran. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman, Joko Paromo, menjelaskan ada banyak hotel maupun restoran di Sleman yang terpaksa menutup operasional sementara waktu lantaran tidak mampu menutup biaya keseharian. 

"Jadi walaupun hotel restoran dibuka, bukanya tidak maksimal, dan hanya untuk perawatan maintenance biasa," ungkapnya pada Kamis (19/8/2021).

1. Puluhan hotel dan restoran tutup operasional

Ilustrasi Koridor Hotel (IDN Times/Sunariyah)

Joko menjelaskan, untuk hotel yang ditutup secara permanen karena terdampak COVID-19 sejauh ini baru satu hotel bintang 4. Namun, hotel yang tutup operasionalnya untuk sementara waktu mencapai puluhan.

"Secara operasional memang ditutup, memang tidak ada tamu. Hotel dibuka hanya untuk maintenance building, ada sekitar 15-20 hotel," katanya.

Sementara itu, untuk restoran yang tutup operasionalnya, baik yang tergabung dalam PHRI maupun tidak, juga mencapai puluhan.

2. Tidak mampu menggaji karyawan

Ilustrasi hotel (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Menurut Joko, ketidakmampuan untuk menutup biaya operasional, seperti pembiayaan listrik, gaji karyawan, hingga pemasok, membuat hotel dan restoran terpaksa tutup sementara. Sementara itu, untuk okupansi hotel hanya sekitar 10 persen dari rata-rata jumlah kamar setiap hotel sebanyak 140-an.

"Hotel dengan jumlah kamar 140 hanya 10 persen (okupansi). Biaya operasional, listrik saja sudah hampir 70 juta, dari mana kita bayar, belum biaya operasional lain. belum bayar Telkom, karyawan, supplier, bagaimana tidak minus?" jelasnya.

3. Banyak hotel yang rencana akan dijual

Iustrasi karyawan menyemprotkan cairan disinfektan di kamar Hotel (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Guna menutup biaya operasional, biasanya pihak hotel memilih opsi menyewakan lahan kosong. Di lain sisi, banyak juga hotel yang rencananya akan dijual. Namun, melihat kondisi yang ada, hal tersebut juga sangat sulit.

"Memang banyak hotel mau dijual banyak, ada puluhan. Tetapi di satu sisi, kondisi seperti ini buyer pun juga tetap lihat situasi. Kondisi seperti ini tidak gampang menjual dengan nilai miliaran, berat juga. Walaupun buyer punya uang, tapi juga mikir juga," terangnya.

Meski demikian, di satu sisi pihaknya optimis jika kurang dari setahun ke depan, sektor pariwisata, hotel dan restoran pada khususnya bisa bergeliat kembali.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Umaiyah
Paulus Risang
Siti Umaiyah
EditorSiti Umaiyah
Follow Us