2. Kamu terlalu banyak mengingkari omongan sendiri

ilustrasi pasangan bertengkar (pixabay.com/Javaistan)

Tak selalu janji yang bisa kamu ingkari. Kadang omonganmu dan tindakannya itu sering berbeda. Alhasil pasangan yang tadinya mengharapkan sesuatu, jadi merasa kesal karena dirimu tidak kunjung memenuhinya. Bisa juga dia tidak minta, tapi kamu sendiri yang mau memenuhinya.

Sehingga membangun sebuah harapan di hati pasangan. Nah, kesalahannya adalah kamu terlalu manis di mulut tapi tindakan kadang-kadang tidak sesuai dengan ucapan. Jadinya pasangan marah-marah terus, deh. 

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dimaklumi Pasangan Seorang Ekstrover

3. Tidak menghiraukan bahasa cinta pasangan 

ilustrasi merenung (pixabay.com/phamthe113)

Kamu sering bingung, kenapa pasangan suka marah-marah, padahal mungkin kamu selalu kasih dia kado? Karena mungkin saja bahasa cinta dia sebenarnya bukan dikasih hadiah, melainkan quality time. Bagi yang tidak tahu tentang bahasa cinta ini, akan seenaknya memberikan bahasa cinta sesuai keinginannya. Padahal belum tentu pas sama pasangannya.

Jadi, kamu harus cari tahu dulu bahasa cinta pasanganmu itu apa. Ketika sudah tahu apa yang menjadi simbol dirinya merasa dicintai, lakukanlah itu kepadanya. Dijamin kalau memang kamu tidak keterlaluan, marah-marah dirinya akan berkurang. 

4. Sikapnya memang to the point

ilustrasi pasangan (pixabay.com/Karuvadgraphy)

Ada pasangan yang sebenarnya itu tidak suka sama perlakuan pasangannya. Tapi, karena sikap dan karakter dia itu lemah lembut dan menerima saja, maka hal itu tak diutarakan ke pasangan. Nah, ketika kamu punya pasangan yang sikap dan karakternya itu tegas dan to the point, maka pasti kesannya dia suka marah-marah. 

Padahal dia hanya spontan mengatakan hal apa yang menurut dia salah. Jadi di sini kamulah yang harus membedakan antara dia marah sama hanya sekadar mengeluh. Memang sulit di awalnya untuk mengerti. Tapi, kalau memang kamu cinta dia, lama-lama hal itu bisa kok kamu terima. 

5. Dirinya punya masalah mental atau luka hati

ilustrasi kemarahan (pixabay.com/yogendras31)

Yang terakhir adalah masalah yang ada pada dirinya sendiri. Mungkin bukan kamu yang salah, tapi ada aspek dalam hidupnya yang mungkin menimbulkan luka di dalam hatinya. Alhasil karena dirimu adalah pasangannya, jadilah tempat pelampiasan. 

Satu-satunya cara untuk mengatasi ini adalah dengan sering mendampingi atau mengajak dia untuk konseling dan terapi kepada aslinya. Memang pasti susah untuk meyakinkan dia melakukannya. Tapi, kalau dia juga sayang sama kamu, pasti dia ingin sembuh juga.

Pasangan yang marah-marah memang membuat kamu sering bingung dan sebel. Tapi, cobalah jangan fokus sama marahnya, tapi penyebabnya juga. Setelah mengetahui apa sih faktor di balik itu, barulah mencari solusi supaya dia tidak marah-marah lagi. Sabar, ya!

Baca Juga: 6 Tanda Kedekatan Emosionalmu dengan Pasangan Terjalin Kuat