4 Cara Move-On dari Mantan dengan Teori AGIL dari Talcott Parsons

Semua orang akan patah hatinya saat mengalami putus cinta, termasuk kamu. Bukan hanya kehilangan sosok pasangan yang dicintai, tetapi juga semua kebiasaan yang menjadi kenangan indah. Ketika kenyataannya hubungan indah itu sudah tidak bisa dilanjutkan lagi, maka ya harus move on. Nah, untuk membantu proses move on dari mantanmu, kamu bisa menerapkan teori AGIL dari Talcott Parsons.
Teori AGIL sendiri terdiri dari Adaptation (adaptasi), Goal Attainment (pencapaian tujuan), Integration (integrasi), dan Latency (pemeliharaan pola). Daripada penasaran, langsung simak dan terapkan ulasan di bawah ini, ya.
1. Adaptasi

Parsons menjelaskan bahwa sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang. Bagaimana caranya? Ya dengan menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi. Maka dari itu, hal pertama dan utama yang perlu kamu lakukan saat ingin move on dari mantan, yakni belajar beradaptasi. Kamu harus beradaptasi dengan kenyataan hidupmu yang baru.
Belajarlah untuk membiasakan diri atas semua hal-hal baru yang pastinya berbeda dengan saat ada mantan pacarmu dahulu. Selain itu, kamu juga perlu adaptasi diri untuk terus melanjutkan hidupmu dengan baik. Meski berat rasanya, namun itulah kebutuhan situasional yang menuntutmu untuk bisa bertahan hingga berhasil menyesuaikan diri.
2. Pencapaian tujuan

Pencapaian tujuan bagi Parsons bermakna bahwa sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utama yang telah disusun. Dalam hal move on dari mantan, coba kamu diskusikan dengan dirimu sendiri terkait apa sih tujuanmu ingin move on? Jika sudah tahu, ya usahakan dengan sekuat tenaga agar bisa tercapai.
Jangan lupa terapkan tujuan yang benar dan bijak, ya. Misalnya tujuanmu move on dari mantan itu supaya jiwa dan ragamu bisa kembali baik-baik saja setelah patah hati. Maka, fokuslah pada tujuan yang sudah kamu susun tersebut, bukan pada cara melupakan sosok mantan.
Mengapa begitu? Karena kepemilikan tujuan melupakan mantan besar kemungkinan hanya akan membuatmu teringat dengan sosoknya lagi, lagi, dan lagi. Sebaliknya, ketika tujuannya ialah demi hidupmu, maka usaha yang kamu lakukan ialah dengan memperbaiki diri hingga mengembangkan diri. Dengan kata lain, tujuan move on itu untuk dan atas dirimu sendiri.
3. Integrasi

Bagi Parsons, integrasi dibutuhkan untuk mengatur hubungan antara adaptasi, pencapaian tujuan, dan pemeliharaan pola. Pengaturan tersebut ditujukan agar ketiganya menjadi komponen yang tetap fungsional. Sehingga, di dalamnya dibutuhkan peraturan yang mengatur ketiga bagian tersebut.
Nah, dalam proses move on dari mantan juga berlalu adanya peraturan. Meski peraturan tersebut kamu yang membuatnya, tapi kamu tetap harus tegas pada dirimu sendiri. Tak perlu ragu untuk mendisiplinkan diri saat melanggar aturan yang telah disepakati untuk bisa move on.
Jadi, sekarang pikirkan dan buat aturan-aturan untuk mempercepat proses move on yang sedang kamu jalani. Dengan peraturan tersebut, maka adaptasi, pencapaian tujuan, dan pemeliharaan pola bisa berjalan dengan baik serta fungsional.
4. Pemeliharaan pola

Parsons menyebutkan bahwa pemeliharaan pola ini memiliki peran yang begitu penting. Yang mana pemeliharaan pola ini bermakna sistem yang melengkapi, memelihara, hingga memperbarui motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.
Dengan begitu, maka mulai adaptasi, pencapaian tujuan, hingga integrasi dengan aturan yang ada di dalamnya ini akan fungsional bila terus terpelihara dengan baik. Sebaliknya, kamu tidak akan berhasil move on jika ketiga bagian tersebut tidak terpelihara olehmu. Ya, dibutuhkan komitmen kamu di dalamnya.
Ketika dirasa ada yang aneh dalam proses move on yang kamu jalani, coba renungkan situasi dan kondisinya. Jika memungkinkan, kamu bisa melengkapi hingga memperbarui bagian-bagian dari AGIL. Setelah itu, lanjutkan berkomitmen untuk menjalaninya hingga hatimu berhasil pulih, ya.