Musisi Lintas Genre Suarakan Krisis Iklim lewat Sonic/Panic

Sleman, IDN Times - Isu iklim menjadi perhatian berbagai pihak. Tidak hanya para pejabat yang duduk di pemerintahan maupun lembaga sosial masyarakat (LSM), isu iklim juga menjadi perhatian para musisi.
Salah satu wujud kampanye menjaga kelestarian alam atau isu iklim tersebut terdokumentasi dalam album kompilasi ‘sonic/panic’. Mengusung tajuk ‘sonic/panic di Jogja’ yang digelar di LIB, Jalan Pamungkas A18, Jalan Kaliurang Km 14, Sleman, pada Sabtu (2/12/2023) lalu juga sebagai upaya menggaungkan ajakan menjaga bumi.
1. Krisis iklim mendesak untuk dibicarakan

Lima dari 13 musisi yang turut berkontribusi dalam album ‘sonic/panic’ tampil dalam 'sonic/panic di Jogja'. Mereka adalah Iksan Skuter, Navicula, FSTVLST, Nova Filastine, dan Made Mawut. Selain menyajikan pertunjukan musik, acara ini juga akan menggandeng seniman lokal dengan berbagai aktivasi seperti live handpoke tattoo oleh Ibob Hariatmoko dan live sablon kaos oleh SURVIVE!Garage.
“Selain karena FSTVLST terlibat di pembuatan album, kami di LIB melihat bahwa isu krisis iklim tidak hanya penting tapi juga mendesak dibicarakan,” ujar Vokalis FSTVLST, Farid Stevy.
2. Kontribusi untuk alam dimulai dari hal kecil

Farid mengatakan acara semacam ini menjadi kesempatan yang menyenangkan untuk dapat membuka peluang membangun kesadaran atas isu krisis iklim terhadap jejaring kerja yang telah dibangun oleh FSTVLST dan LIB. Meskipun telah aktif dikampanyekan melalui jaringan digital oleh Music Declares Emergency Indonesia, menurutnya acara semacam ini juga patut dihadirkan di Yogyakarta dalam wujud pertunjukan musik.
“Bagaimana kita bisa berkontribusi dalam hal-hal kecil untuk berbakti dan berterima kasih kepada alam. Itu adalah hal-hal baik yang harus terus ditularkan. Salah satunya dengan acara seperti ini di LIB,” ucap Farid.
3. Musisi lintas genre serukan masalah krisis iklim

Diketahui 'sonic/panic,' merupakan album perdana dari Alarm Records, yang menampilkan kompilasi 13 lagu dari 13 musisi Indonesia dengan genre yang beragam, mulai dari hip-hop, rock, blues, elektronika, reggae, pop, hingga musik dunia. Album ini menghadirkan keberagaman suara yang disatukan oleh satu tujuan yaitu panggilan mendesak untuk aksi iklim.
Lagu-lagu dalam album ini mengajak pendengar untuk menghadapi kenyataan kerusakan lingkungan, menyoroti kondisi kritis iklim planet ini, dan menekankan kebutuhan mendesak untuk mengambil tindakan.
"Krisis iklim ini sudah menjadi isu global. Ini merupakan proyek awal kolaborasi, kami ajak teman-teman yang mudah secara chemistry ada. Kami sepakat juga sebelum menyuarakan isu ini perlu mengupas dulu," ujar Vokalis Navicula, Gede Robi.