Kisah Mutia Widiawati Raih Prestasi di Catur dan Tata Busana UNY

- Perjuangan Mutia menekuni dunia busana
- Prestasi cemerlang lewat catur sejak kecil
- Dukungan KIPK dan cita-cita membangun usaha
Yogyakarta, IDN Times – Mutiara Widiawati atau akrab disapa Mutia kini resmi tercatat sebagai mahasiswi baru Program Studi D4 Tata Busana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Gadis asal Jetis Sumuran, Palbapang, Bantul ini merupakan anak bungsu dari enam bersaudara.
Mutia merupakan lulusan SMK N 1 Pandak yang berhasil menembus UNY lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Ayahnya, Suparjo, bekerja sebagai buruh, sementara ibunya, Suratmi, adalah ibu rumah tangga. Dari enam saudara, salah satu kakaknya juga pernah menimba ilmu di UNY.
1. Perjuangan Mutia menekuni dunia busana

Perjalanan Mutia untuk masuk bidang busana tidak selalu berjalan mulus. Ia mengaku kesulitan saat pertama kali belajar menggambar di SMK.
“Saya sama sekali tidak punya dasar menggambar,” kenangnya dilansir laman resmi UNY, Minggu (17/8/2025).
Namun, dorongan orangtua dan tekad untuk bertahan membuatnya terus beradaptasi. Seiring berjalannya waktu, ia mampu menguasai keterampilan menggambar hingga akhirnya jatuh cinta pada dunia desain busana.
2. Prestasi cemerlang lewat catur sejak kecil

Selain fokus di akademik, Mutia aktif menorehkan prestasi di dunia catur. Hobi ini bermula sejak kecil saat sering menemani kakaknya bermain di rumah. Meski sering kalah di berbagai lomba sejak ditekuni dari kelas 2 SD, ia semakin gigih berlatih.
Titik balik terjadi saat ia duduk di kelas 5 SD ketika berhasil meraih gelar juara pertamanya. Setelah itu, Mutia terus mengukir prestasi, mulai Juara 1 Catur Kilat Putri POR Pelajar 2023 tingkat kabupaten, Juara 1 Catur Kilat Putri POR Pelajar 2024 tingkat kabupaten, Juara 3 Catur Cepat Putri 2024 tingkat kabupaten, Juara 3 Catur Kilat Beregu Putri 2024 tingkat provinsi, hingga Juara 2 Kejurda Catur Junior A 2025 tingkat daerah.
Selain catur, Mutia juga aktif di Sanggar Sastra Mangir pada 2023–2024 dengan kegiatan karawitan dan geguritan yang turut memperkaya pengalaman dirinya.
3. Dukungan KIPK dan cita-cita membangun usaha

Mutia menempuh studi dengan dukungan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) yang membantunya mengurangi beban biaya pendidikan.
“KIPK sangat membantu, terutama bagi mahasiswa kurang mampu seperti saya. Beban finansial berkurang, semangat kuliah bertambah, dan saya bisa lebih fokus mewujudkan mimpi,” tuturnya penuh syukur.
Ia juga memiliki impian besar untuk masa depan. “Di desa saya masih banyak orang yang butuh pekerjaan. Suatu saat, saya ingin menciptakan usaha yang bisa bermanfaat bagi orang lain,” pungkasnya penuh optimisme.