Kenapa Kamu Sulit Meminta Tolong Orang Lain? Ini Alasan Logisnya!

- Kemandirian dianggap standar kesuksesan, tapi meminta bantuan dianggap tanda kelemahan.
- Ketergantungan berlebih pada diri sendiri bisa menyebabkan lelah, cemas, dan sulit membangun hubungan yang sehat.
- Perfeksionis, kurangnya dukungan emosional, dan harga diri yang terlalu tinggi menjadi alasan sulitnya meminta tolong pada orang lain.
Kemandirian sering dijadikan standar kesuksesan. Bukan hal buruk bila ingin menjadi orang yang independen, justru bagus karena kamu jadi belajar untuk berdiri di atas kakimu sendiri. Menjadi buruk ketika kamu punya persepsi bahwa meminta bantuan pada orang lain adalah tanda kelemahan.
Ketergantungan berlebih terhadap diri sendiri bisa memicu rasa lelah, cemas, bahkan depresi. Kamu tidak punya batasan yang sehat, dan terus memforsir dirimu dengan berbagai macam pekerjaan. Namun kenyataannya, banyak orang masih ragu dan sungkan untuk meminta tolong pada orang lain.
Entah pada rekan kerja, sahabat, atau bahkan keluarga sendiri. Rasanya seperti ada tembok yang menghalangi. Sebagai bahan refleksi, kamu perlu tahu lima sebab masuk akal mengapa sulit sekali meminta tolong pada orang lain.
1.Berpikir kemandirian adalah mekanisme pertahanan diri paling baik

Bila kamu tumbuh di lingkungan yang kurang bisa memberi dukungan emosional, pribadimu pun terbentuk menjadi seorang yang cenderung mengandalkan diri sendiri. Memang, sih, dari luar terlihat kamu bisa melakukan semua hal sendiri, tapi hal ini tidak sehat, lho.
Jauh di dalam, kamu sebenarnya merindukan keintiman yang tulus dan apa adanya dengan orang lain. Saat membangun relasi, kamu cenderung tertutup dan sulit untuk benar-benar percaya pada rekanmu karena takut dikecewakan. Alhasil, tiap sesuatu terjadi, kamu sulit untuk bersandar dan bercerita pada orang lain.
2.Takut akan memberatkan orang lain

Hayo ngaku, siapa yang sampai sekarang sulit untuk minta tolong karena sungkan? Selalu takut menjadi beban, padahal kalau dipikir-pikir kamu hanya minta tolong hal kecil.
Pola pikir seperti ini bisa lahir dari kebiasaan perfeksionis dan rasa tanggung jawab besar terhadap kepentingan orang lain. Kamu berasumsi bahwa kamu pun, secara tidak langsung, punya tanggung jawab atas kesejahteraan emosional orang lain. Itu yang pada akhirnya membuatmu cenderung menyimpan semua hal sendiri.
3.Percaya bahwa orang yang "kuat" selalu melakukan segala hal sendirian

Keinginan untuk menjadi mandiri bisa berujung toksik ketika kamu terlalu mengandalkan diri sendiri sampai berpikir tidak butuh orang lain. Pribadi yang kuat bukanlah pribadi yang bisa melakukan segala hal sendirian, melainkan seseorang yang tahu kapan harus meminta tolong saat ia membutuhkannya.
Manusia toh pada dasarnya adalah makhluk sosial. Kamu tidak bisa dan tidak harus mengerjakan semua hal sendirian. Kelilingilah dirimu dengan orang-orang suportif yang bisa dipercaya.
4.Merasa diri tidak layak dibantu

Alasan keempat berkaitan dengan self-esteem atau bagaimana seseorang memandang dirinya. Seseorang yang tidak punya gambar diri yang sehat akan cenderung kesulitan untuk meminta tolong pada orang lain. Ini karena, ia mengira dirinya tidak cukup layak untuk menerima bantuan.
Atau, kamu terlalu takut untuk bertanya dan memilih memendam kesulitanmu sendiri. Alhasil, jadi sulit untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
5.Gengsi yang terlalu tinggi

Tapi, harga diri yang terlalu tinggi juga bukan hal baik. Kamu akan berpikir bahwa dirimu lebih kuat dan mampu dari orang lain, sehingga selalu mementingkan usahamu sendiri.
Hubungan yang seimbang ialah ketika kamu tahu kapan harus meminta tolong, kapan harus mengerjakan pekerjaanmu sendiri. Orang yang termakan gengsi nantinya akan rugi sendiri.
Dari lima alasan di atas, kamu paling relate sama yang mana? Ketahuilah bahwa tidak ada manusia yang bisa mengerjakan segala hal sendirian. Belajarlah untuk percaya pada orang lain, maka kamu pun akan belajar banyak hal dari mereka.