4 Film Sinemaku Pictures Tayang di Netflix, Peyumbang Box Office!

Sinemaku Pictures menjadi salah satu rumah produksi yang terbilang baru di Indonesia, yang berhasil menjadi penyumbang box office di Indonesia. Rumah produksi yang digawangi Umay Shahab dan Prilly Latuconsina ini, kerap menghadirkan cerita yang cukup dekat dengan anak muda, salah satunya tentang isu kesehatan mental.
Kabar baiknya, salah satu film Sinemaku Pictures berjudul Bolehkah Sekali Saja Kumenangis tayang di Netflix sejak 27 Februari 2025. Judul ini menjadi film keempat dari Sinemaku Pictures yang menambah daftar koleksi tontonan film di platform Netflix. Yuk simak yang lainnya.
1. Ketika Berhenti di Sini (2023)

Film pertama adalah Ketika Berhenti di Sini, sebuah film box office di tahun 2023, dengan perolehan penonton sebanyak 1,6 juta. Disutradarai, dan diproduseri hingga skenarionya ditulis oleh Umay Shahab. Film ini mengangkat sisi gelap dan terang dari sebuah kemajuan teknologi yang mampu mempengaruhi perasaan setiap orang.
Ceritanya tentang karakter Dita (Prilly Latuconsina), yang mengalami depresi hingga hilang arah, ketika sang kekasih bernama Ed (Bryan Domani) meninggal dunia. Sejak itu, hidup Dita seolah-olah berhenti, meskipun dia masih dikelilingi oleh keluarga, sahabat hingga ada salah satu pria yang mencintainya.
Di tengah keterpurukan yang dirasakan, Dita secara tiba-tiba bisa melihat dan berinteraksi dengan Ed, setelah mendapatkan kacamata berteknologi tinggi yang mampu menghadirkan hologram Ed.
2. Temurun (2024)

Di posisi kedua adalah Temurun, film horor perdana dari Sinemaku Pictures yang digarap Inarah Syarafina yang merupakan kekasih Umay Shahab. Menggandeng Yasamin Jasem dan Bryan Domani sebagai pemeran utama, mereka berperan sebagai adik dan kakak yang tinggal dan dibesarkan oleh seorang single mother.
Tepat di sebuah malam mecekam, terjadi sebuah perampokan yang mengakibatkan ibu mereka meregang nyawa. Sejak saat itulah, keduanya harus tinggal dengan ayah mereka.
Kembalinya Sena dan Dewi ke keluarga besar, rupanya menimbulkan masalah yang tidak terbayangkan. Sekilas mereka mendapatkan hidup mewah hingga ditunjuk menjadi penerus usaha, tetapi di balik semua itu, mereka dipaksa mengikuti keluarga dan leluhur untuk bersekutu dengan iblis.
3. All Access to Rossa 25 Shining Years (2024)

Berani tampil beda dengan membuat sebuah film biografi dari diva ternama Indonesia, selanjutnya adalah All Access to Rossa 25 Shining Years. Mengusung konsep dokumenter, film ini digarap Ani Ema Susanti, sutradara yang pernah mendapatkan Piala Citra sebagai Sutradara Dokumenter Terbaik 2011.
All Access to Rossa 25 Shining Years menjadi sebuah penanda dan perayaan untuk Rosaa, yang berhasil dan sukses di industri musik Indonesia selama 25 tahun.
Film dokumenter ini menceritakan sisi lain kehidupan Rossa, yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Seperti sosok Rossa yang ada di mata sang anak, mantan suami, hingga proses Rossa untuk bangkit setelah bercerai.
4. Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (2024)

Terbaru adalah Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, yang ditonton sebnayak 1,1 juta penonton di bioskop. Dibintangi Prilly Latuconsina dan Pradikta, melihat karakter Tari, yang harus keluar dari cengkaram dan aturan sang ayah yang terbilang tidak masuk akal. Selain itu, Tari juga sering melihat kekerasan yang dilakukan sang ayah kepada ibu, bahkan kepada dirinya sendiri.
Selain tentang Tari, Bolehkah Sekali Saja Kumenangis juga menghadirkan beberapa karakter lain, yang memiliki masalah hidup cukup pelik. Mereka semua berkumpul dalam sebuah komunitas kesehatan mental dan saling membantu serta menguatkan.
Sampai saat ini, Sinemaku Pictures telah mengantongi empat judul film yang tembus box office, terbaru berjudul Perayaan Mati Rasa. Rumah produksi ini juga tengah bersiap untuk menghadirkan lima karya terbarunya di sepanjang tahun 2025 yang diawali dengan Perayaan Mati Rasa.