Keren, Mahasiswa UNY Kembangkan Drone untuk Kurangi Polusi Udara

Air purifier drone ini bekerja dengan cara menyaring udara

Sleman, IDN Times - Pencemaran udara masih menjadi masalah besar di banyak negara di dunia, terutama kota-kota besar. Pencemaran udara tersebut juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

Untuk mengatasi hal tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terdiri dari Fitri Nurhidayati dari Prodi Pendidikan Fisika, Ag Sangga Buana dari Prodi Fisika, dan Fatcul Solikhan dari Prodi Pendidikan Kimia membuat Air Purifier Drone atau alat yang dapat memfilter atau menyaring udara sehingga dapat mengurangi polusi udara setiap harinya.

Baca Juga: Produksi Ikan Sleman di Bawah Target Mahasiswa UNY Buat Sahabatambak  

1. Dapat diterbangkan di tempat-tempat yang berpolusi udara tinggi

Keren, Mahasiswa UNY Kembangkan Drone untuk Kurangi Polusi UdaraDrone penyaring udara besutan mahasiswa UNY. Dok: istimewa

Fitri mengungkapkan, alat ini sendiri dapat diterbangkan di tempat-tempat yang memiliki tingkat polusi udara tinggi. Untuk jangkauan pun luas lantaran dikendalikan dengan remote control.

“Ini merupakan inovasi untuk mengurangi polusi udara. (Tujuan dibuatnya alat) berdasarkan penelitian WHO, negara dengan polusi udara tinggi justru dapat memperparah dan meningkatkan risiko virus corona," katanya pada Selasa (3/11/2020).

2. Alat dilengkapi dengan zat penyerap partikel fluida

Keren, Mahasiswa UNY Kembangkan Drone untuk Kurangi Polusi UdaraMahasiswa UNY yang mengembangkan drone penyaring udara. Dok: istimewa

Menurut Sangga, dalam pembuatannya, drone ini telah dilengkapi dengan adsorben, yaitu zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam suatu proses adsorpsi yang bersifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan yang berpori. Untuk adsorben yang digunakan sendiri berjenis fly ash.

Agar performa dari adsorben bisa meningkat, maka fly ash akan diaktifkan dengan cara direfluks dengan larutan H2SO4  dengan tujuan untuk membersihkan permukaan pori dari senyawa pengotor yang dapat mengganggu penyerapan emisi gas buang.

"Fly ash kemudian dicuci dengan akuades sampai netral dan selanjutnya dikeringkan. Selanjutnya dilakukan pemanasan terhadap fly ash dengan tujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pori-pori fly ash sehingga luas permukaan pori-pori bertambah," terangnya.

3. Gunakan teknologi DT-Sense Carbon Monoxide Sensor

Keren, Mahasiswa UNY Kembangkan Drone untuk Kurangi Polusi UdaraDrone penyaring udara besutan mahasiswa UNY. Dok: istimewa

Lebih lanjut, Fatcul Solikhan memaparkan, alat ini sendiri dibuat menggunakan teknologi DT-Sense carbon monoxide sensor. Ini adalah sebuah modul sensor yang berbasiskan MQ-7 yaitu sensor yang bereaksi terhadap kadar gas karbon monoksida yang terdapat dalam udara.

"Drone ini juga dikembangkan menggunakan sensor karbon monoksida dalam perakitannya," katanya.

Fatcul menjelaskan, pada tahapan perakitan sensor meliputi pemasangan sensor, supercapasitor dan komponen-komponen lain yang dibutuhkan pada sebuah PCB. Selain itu, perakitan drone juga dilakukan pada air purifier yang telah dibuat. Untuk pemasangan air purifier pada drone sendiri akan disesuaikan, di mana air purifier terdapat pada sisi atas badan drone.

"Perakitan alat dimulai dari memasang frame karbon, lalu memasang brushless pada keempat sisi motor drone sekaligus menyesuaikan Electronic Speed Control (ESC) pada motor dan memasangnya," paparnya.

ESC kemudian dihubungkan ke flight control. Pasang buzzer dan receiver, tingkatkan frame drone menjadi 2 tingkat, pasang modul MQ-7 dan superkapasitor, memasang fan exhaust/kotak air purifier yang dilengkapi adsorben yang sudah dibuat serta memasang propeler pada motor brushless.

Baca Juga: UNY Ajak Masyarakata Manfaatkan Baju Bekas untuk Tote Bag Multifungsi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya