Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sri Sultan Nilai Malioboro Makin Kumuh

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan rasa empati bagi yang terdampak penataan di Malioboro dan TKP Abu Bakar Ali.
  • Kebijakan penataan akan berdampak pada tukang parkir, perlu dikelola dengan baik dan solusi alternatif.
  • Sultan mengingatkan pentingnya edukasi kebersihan di Malioboro, serta perlunya kerja sama antara pemerintah kota dan provinsi dalam pengelolaan anggaran untuk Malioboro.

Yogyakarta, IDN Times - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan rasa empati bagi semua yang terdampak pada kebijakan penataan di kawasan Malioboro dan Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali. Bagi Sri Sultan, penataan kedua lokasi harus dilakukan dengan bijak, selain cepat dan tepat.

 

1. Berharap masyarakat tidak menjadi korban kebijakan pemerintah

Ilustrasi Kawasan Malioboro (IDN Times/Holy Kartika)

Sri Sultan mengatakan, kebijakan penataan khususnya di TKP Abu Bakar Ali, bakal berdampak bagi banyak pihak, terutama tukang parkir. Menurutnya, keberadaan tukang parkir perlu dikelola dengan baik dan diberikan solusi alternatif.

"Tolong perhatikan tempat parkir yang ada, dan cari solusi yang cepat dan efisien. Kami tidak ingin masyarakat menjadi korban dari kebijakan yang tidak tepat," kata Sultan saat Rakor Pengembangan Infrastruktur dan Objek Wisata Kota Yogyakarta, bersama Wali kota Yogyakarta di Kompleks Kepatihan, Jumat (11/4/2025).

Harapan Sri Sultan, semua pihak mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, termasuk menghadapi masalah sosial. "Mari kita berempati kepada masyarakat dan tidak merasa berkuasa. Tetapi berkuasa untuk kepentingan masyarakat dengan tulus dan ikhlas. Kita harus menyelesaikan semua masalah ini dengan baik," tuturnya.

2. Sri Sultan nilai Malioboro makin kumuh dan tak sedap dipandang

https://unsplash.com/@agto

Sementara mengenai pengelolaan Malioboro, Sri Sultan mengatakan bahwa edukasi pada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sangat diperlukan. Sultan melihat petugas kebersihan bekerja keras dan semestinya dibarengi kesadaran pengelolaan sampah. Ia mengingatkan, kebersihan merupakan tanggung jawab bersama, dan masyarakat harus diajak untuk berpartisipasi aktif.

Sultan pun mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kawasan Malioboro yang semakin kumuh akibat parkir sembarangan dan kurangnya kesadaran pengunjung.

"Dulu, becak di Malioboro hanya diparkir di tempat yang ditentukan, tetapi sekarang banyak yang parkir sembarangan. Hal ini membuat Malioboro terlihat kumuh dan tidak sedap dipandang," jelasnya.

Ia menambahkan perlunya kerja sama antara pemerintah kota dan provinsi dalam pengelolaan anggaran untuk Malioboro. "Jika Kota Yogyakarta perlu kami dari provinsi untuk membantu, silakan sampaikan. Tanpa kerja sama, kami tidak bisa menganggarkan dana, karena ini adalah kewenangan kota," tegasnya.

3. Pemkot bakal sasar area kumuh gorong-gorong

Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo.(IDN Times/Daruwaskita)

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo selepas rakor di Kepatihan menyampaikan pesan penting Sri Sultan mengenai pentingnya sinkronisasi antara program pembangunan kota dan provinsi.

"Sebagai wali kota baru, kami mendapatkan arahan dari Pak Gubernur agar tema pembangunan di kota menjadi bagian dari sub-tema pembangunan di provinsi. Ini penting agar program yang ada di kota dapat terintegrasi dengan baik," ungkap Hasto.

Perihal kebersihan, Hasto menekankan perlunya menjaga kebersihan Malioboro. Sesuai arahan Sri Sultan, Malioboro masih perlu dibersihkan lebih baik lagi dan Pemkot Yogyakarta berencana menindaklanjutinya hingga menjangkau gorong-gorong.

"Kami akan memastikan bahwa area-area di bawah gorong-gorong Malioboro tidak kumuh," ujarnya.

Kepada, Sri Sultan, Hasto mengaku turut memaparkan mengenai rencana pengembangan wilayah Yogyakarta bagian selatan, mencakup Terminal Giwangan guna menampung bus besar agar tak lagi masuk ke dalam kota.

"Kami akan merencanakan shuttle untuk menghubungkan terminal dengan pusat kota," jelasnya.

Tidak lupa, sampah menjadi hal yang turut dibahas Pemda-Pemkot. Hasto mengatakan bahwa proses pembangunan dan kebersihan kota akan dilakukan secara bertahap dan terencana.

Hasto dan jajaran berkomitmen untuk membangun Yogyakarta menjadi kota yang lebih baik dan bersih. "Kami akan menyelesaikan masalah kecil satu per satu, agar Yogyakarta tetap bersih dan nyaman bagi warganya," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us