Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sri Sultan Dorong Pelestarian Batik lewat Pemanfaatan Teknologi

Ilustrasi pembatik. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Intinya sih...
  • Gubernur DIY mendorong pelestarian batik agar tetap eksis dari masa ke masa, serta regenerasi pembatik dan penerapan teknologi.
  • Peringatan Hari Batik dengan tema "Tradisi dan Inovasi dalam Harmoni" melibatkan berbagai acara seperti webinar, pelatihan batik, seminar nasional, peluncuran buku, hingga aplikasi ekosistem batik.
  • Batik diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2004 dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Sleman, IDN Times – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mendorong pelestarian batik agar tetap eksis dari masa ke masa. Regenerasi pembatik dan penerapan teknologi dinilai penting untuk melestarikan seni ini.

Sri Sultan HB X menjelaskan bahwa di masa lalu, seni batik tidak hanya melatih keterampilan, tapi juga mengajarkan etika dan estetika, khususnya bagi perempuan Jawa. Batik telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat dan digunakan untuk menandai peristiwa penting dalam kehidupan manusia Jawa.

Batik terus berkembang dengan ragam corak yang artistik, melalui proses akulturasi budaya Hindu, Eropa, dan Cina. Unsur-unsur seperti burung phoenix, naga, dan fenomena alam menjadi bukti pengaruh budaya tersebut, memperkaya Batik Nusantara.

“Lembar batik yang cantik itu, tak hanya elok secara harfiah, namun juga simbolik. Selain unsur simbolis yang pekat makna, unsur yang kuat lainnya adalah proses pengerjaannya yang rumit, yang memerlukan ketelitian, dan penguasaan teknologi bahan dan proses. Sehingga sudah selayaknya, batik sebagai pusaka budaya, harus dilestarikan keberadaannya, sekaligus dikembangkan corak dan motifnya sesuai perkembangan zaman,” ucap Sri Sultan HB X, di Rama Shinta Garden Resto, Taman Wisata Candi Prambanan, Senin (14/10/2024) malam.

1.Lingkungan budaya jogja dukung pelestarian batik

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Sri Sultan HB X mengatakan bahwa peringatan Hari Batik dengan tema "Tradisi dan Inovasi dalam Harmoni" semakin bermakna dengan berbagai acara seperti webinar, pelatihan batik berbasis kompetensi, seminar nasional, peluncuran buku, hingga launching aplikasi ekosistem batik. Semua kegiatan ini menjadi upaya revitalisasi batik Indonesia, menghidupkan kembali pusaka budaya yang pernah memiliki vitalitas.

Revitalisasi ini mencakup berbagai aspek, termasuk sejarah, makna, dan keunikan batik, serta upaya meningkatkan ekonomi rakyat. Langkah ini membutuhkan pendekatan lintas sektoral, multidimensi, dan berkelanjutan. 

“Suasana lingkungan budaya Yogyakarta, diharapkan dapat mendukung upaya-upaya peningkatan pemahaman proses membatik, agar batik tak sekedar dipandang sebagai komoditi. Mengupayakan regenerasi pembatik agar kelak tak mati suri dan kupas tuntas teknologi, dan pemasaran agar value batik tetap bertahan, di tengah era tekstil printing,” ucap Sri Sultan.

2.Batik memiliki nilai tinggi

Peringatan Hari Batik Nasional 2024 di Rama Shinta Garden Resto, Taman Wisata Candi Prambanan, Senin (14/10/2024) malam. (Dok. Istimewa)

Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, Budi Setiawan, menegaskan bahwa batik bukan sekadar kain, melainkan identitas bangsa dan simbol keindahan budaya. "Inovasi adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan batik di masa depan," ujarnya.

Dalam rangkaian Hari Batik Nasional, berbagai kegiatan telah digelar, termasuk webinar "Road to HBN" yang berbagi pengetahuan tentang inovasi dalam proses pembuatan batik dan pemanfaatan teknologi oleh para pengrajin. Budi berharap semua pihak dapat terlibat dalam melestarikan batik. 

Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Indonesia (BSKJI), E Ratna Utarianingrum, mengungkapkan sejak diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2004, batik telah menjadi salah satu aset penting bagi Indonesia. Batik juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terlihat dari kontribusi batik dalam pertumbuhan ekonomi.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batik Indonesia pada 2023 USD 17,5 juta US dolar atau sekitar Rp283 miliar (kurs 16.226 per USD),” ujar Ratna.
 
Jumlah tersebut belum sebesar di masa sebelum pandemi. Namun, angka tersebut memperlihatkan potensi industri batik yang sangat besar. Batik Indonesia paling banyak diekspor ke negara-negara Amerika Serikat (74,75 persen), Jerman (3,61 persen), Singapura (3,23 persen), Malaysia (2,82 persen), dan Kanada (1,92 persen).

3. Pelestarian batik dan pemanfaatan teknologi

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, juga mendorong pelestarian batik dan pemanfaatan teknologi. Ia mengatakan dengan melestarikan batik, berarti juga meningkatkan perekonomian masyarakat. Disebutnya ratusan ribu orang bekerja dalam industri batik ini.
 
Melihat kondisi geopolitik yang sedang tidak baik, Reni juga mendorong untuk menangkap pasar dalam negeri yang tidak kalah besar. “Pangsa pasar kita 280 juta, jika 60 persen menggunakan batik, ini potensi besar. Melestarikan warisan budaya, meningkatkan perekonomian, mensejahterakan pelaku,” kata Reni.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Herlambang Jati Kusumo
EditorHerlambang Jati Kusumo
Follow Us