Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hanya Butuh 80 Detik, Alat Besutan UGM Bisa Deteksi COVID-19

Alat GeNose besutan peneliti UGM. Dok: istimewa

Sleman, IDN Times - Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat untuk mendeteksi COVID-19 hanya dengan embusan napas. Alat yang diberi nama GeNose ini memiliki kemampuan mendeteksi virus corona dalam tubuh manusia dalam waktu cepat.

1. Kurang dari dua menit COVID-19 bisa terdeteksi

Pixabay/Matryx

Anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono menjelaskan GeNose memiliki akurasi tinggi dengan harga lebih terjangkau dibandingkan dengan tes usap PCR. Harga satu unit GeNose diperkirakan Rp40 juta untuk pemakaian 100 ribu pemeriksaan.

“Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi. Untuk saat ini kemampuan produksi optiumum sekitar 50 ribu unit per bulannya," ungkapnya pada Kamis (25/6/2020).

2. Akurasi mencapai 97 persen

Alat GeNose besutan peneliti UGM. Dok: istimewa

Peneliti GeNose lainnya, Dian Kesumapramudya Nurputra memaparkan GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi COVID-19 yang keluar bersama napas masuk ke dalam kantong khusus. Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor yang datanya diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).

GeNose telah melalui uji profiling  dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro, Bantul, hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi yaitu 97 persen.

"Setelah melalui uji klinis tahap pertama, saat ini GeNose tengah memasuki uji klinis tahap kedua," terangnya.

3. Berharap bisa segera dimanfaatkan

unsplash.com/United Nations COVID-19 Response

Sementara itu, Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro menyatakan pihaknya siap mendukung uji klinis lanjutan GeNose. Dia pun berharap GeNose dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat. Dia menargetkan setidaknya pada bulan Desember 2020 alat ini dapat digunakan untuk skrining.

“Jika sudah uji klinis dan mendapat izin edar dari Kemenkes, dipastikan alat disampaikan pada Satgas Penanggulangan COVID bisa menjadi alat tes untuk membantu upaya Indonesia meningkatkan rasio testing,” paparnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
Siti Umaiyah
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us