DIY Masuk Musim Pancaroba, BMKG: Bisa Terjadi Hujan Es

BMKG memprakirakan potensi terjadi cuaca ekstrem di DIY 

Sleman, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mulai menuju musim pancaroba pada bulan Maret hingga Mei 2022.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, mengungkapkan ada sejumlah hal yang perlu diwaspadai dan disiapkan masyarakat pada saat masuk musim pancaroba.

Baca Juga: BMKG Perkirakan Hujan dan Petir saat MotoGP Berlangsung di Mandalika

1. Diprakirakan Maret sudah mulai masuk musim pancaroba

DIY Masuk Musim Pancaroba, BMKG: Bisa Terjadi Hujan EsIlustrasi Suasana Hujan (IDN Times/Reza Iqbal Ghifari)

Warjono menjelaskan, berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG mendeteksi adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat Daya Jawa dan sebelah Barat Sumatra. Indeks ENSO menunjukkan kategori La Nina lemah (-0.86), dan suhu muka laut di wilayah Indonesia yang hangat dengan anomali 1--3 derajat Celsius.

"Dengan kondisi tersebut dan diperkuat dengan labilitas lokal terutama pada siang hingga sore hari, serta mulai beralihnya musim hujan ke musim kemarau (musim pancaroba) yaitu pada bulan Maret--Mei 2022 di wilayah Jawa khususnya DIY," ungkapnya pada Kamis (17/3/2022).

2. Berpotensi terjadi cuaca ekstrem

DIY Masuk Musim Pancaroba, BMKG: Bisa Terjadi Hujan EsIlustrasi Suasana Hujan di Perkotaan (IDN Times/Besse Fadhilah)

Menurut Warjono, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan potensi terjadinya cuaca ekstrem. Seperti halnya hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung.

"Hujan es dapat terjadi pada musim pancaroba," katanya.

3. Masyarakat diminta waspada

DIY Masuk Musim Pancaroba, BMKG: Bisa Terjadi Hujan EsIlustrasi musim hujan (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Atas kondisi tersebut, pihaknya pun menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak terjadinya longsor, banjir, banjir bandang, serta kerusakan akibat angin kencang, angin puting beliung, hujan es, dan sambaran kilat/petir di wilayah DI Yogyakarta. Selain itu masyarakat hendaknya memperbarui informasi terkait kondisi cuaca terkini melalui media massa maupun media sosial resmi BMKG.

"Pada saat terjadi cuaca ekstrem hendaknya berhati-hati jkka beraktifitas di luar rumah, tidak beraktifitas jika tidak mendesak, serta mencari informasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait kebencanaan," paparnya.

Baca Juga: Warga Terdampak Angin Kencang di Gunungkidul Capai 654 Jiwa

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya