Dinas Pariwisata Sleman Dampingi Desa Wisata Dapatkan Sertifikat CHSE 

Sleman utamakan destinasi wisata berbasis masyarakat

Sleman, IDN Times - Dinas Pariwisata (Dinpar) Sleman gencar lakukan pendampingan bagi desa wisata di Kabupaten Sleman untuk mendapatkan CHSE, yaitu sertifikat kepada pelaku usaha, destinasi dan produk pariwisata untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan

 Sekretaris Dispar Sleman Eka Pristiana Putra mengungkapkan pihaknya juga membantu agar desa wisata segera mendapatkan QR code.

1. Utamakan destinasi wisata berbasis masyarakat

Dinas Pariwisata Sleman Dampingi Desa Wisata Dapatkan Sertifikat CHSE Ilustrasi obyek wisata. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Eka menjelaskan, CHSE dan QR code ini diperlukan bagi setiap destinasi wisata yang akan melakukan uji coba pembukaan, khususnya di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3.

"(Pendampingan) terutama untuk pelaku wisata yang berbasis masyarakat. Dalam hal ini utamanya desa wisata," ungkapnya pada Minggu (19/9/2021).

Baca Juga: Wisata Pantai di Bantul Belum Dibuka, 600 Kendaraan Putar Balik 

2. Diskominfo lakukan pendampingan masalah sinyal

Dinas Pariwisata Sleman Dampingi Desa Wisata Dapatkan Sertifikat CHSE Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Menurut Eka, selain pendampingan dilakukan oleh Dinpar Sleman, Diskominfo Sleman juga akan memperkuat sinyal di setiap desa wisata. Menurutnya, saat ini masih banyak desa dan destinasi wisata di Sleman yang minim sinyal. 

"Kemarin sudah koordinasi dengan Diskominfo, nanti bisa perkuat jaringan sinyal," terangnya.

3. Pantau informasi uji coba pembukaan wisata

Dinas Pariwisata Sleman Dampingi Desa Wisata Dapatkan Sertifikat CHSE Sungai Sempor. IDN Times/Siti Umaiyah

Sementara itu, pengelola desa wisata Lembah Sempor, Dudung Laksono menjelaskan pihaknya membutuhkan peraturan operasional destinasi wisata yang akurat. Untuk masalah penerapan aplikasi PeduliLindungi, sinyal internet di wilayahnya sudah cukup baik, ditambah sinyal jaringan internet yang berasal dari rumah warga.

"Kalau dari Dispar Sleman, kami sudah punya sertifikasi laik beroperasi di masa pandemik. Wisata di tempat saya adalah makrab, outbond dan aktivitas outdoor lainnya yang berkaitan dengan jumlah peserta yang banyak," paparnya.

Dudung mengatakan pihaknya terus memantau informasi terkait uji coba pembukaan destinasi wisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui grup percakapan WhatsApp. Ia berharap agar destinasi wisata di tempatnya segera menerima tamu kembali. Pasalnya, selama pandemik, Sempor kerap menolak wisatawan.

"Hal ini berujung minimnya pendapatan para pengelola. (Mereka) harus mencari alternatif mata pencaharian lain, mulai dari bertani, menanam cabai dan lainnya," papar Dudung. 

 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya