Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sapi yang Mati Akibat PMK di Gunungkidul Capai Belasan Ekor

ilustrasi sapi (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Kasus kematian ternak sapi akibat PMK di Gunungkidul terus bertambah
  • 15 ekor sapi mati di lima padukuhan, peternak berharap bantuan pemerintah
  • Pihak Dinas DPKH Gunungkidul masih melakukan pendataan ternak yang mati akibat PMK

Gunungkidul, IDN Times - Kasus kematian ternak sapi akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Gunungkidul terus bertambah. Hingga kini, jumlah sapi yang mati akibat terpapar PMK telah mencapai belasan kasus.

1. Empat ekor sapi mati akibat PMK di Kalurahan Giriasih

Petugas dari dinas peternakan lakukan pemeriksaan sapi di pasar pasar. (IDN Times/ Riyanto)

Lurah Giriasih, Suwitono, menyampaikan bahwa empat ekor sapi milik peternak di wilayahnya telah mati akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Kejadian ini terjadi pada Jumat (20/12/2024), dengan rincian tiga ekor sapi milik peternak di Padukuhan Wonolegi dan satu ekor sapi di Padukuhan Klepu.

"Untuk mencegah kematian sapi bertambah kita sudah berkoordinasi dengan Puskeswan. Peternak juga secara mandiri mencari mantri hewan untuk mengobati sapi yang terpapar PMK," katanya, Senin (30/12/2024).

2. 15 ekor sapi mati akibat PMK di Kalurahan Pampang

Peternak mengubur sapi sapi yang mati akibat Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). IDN Times/ Istimewa.

Sementara itu, Lurah Pampang, Saiful Khohar, mengungkapkan bahwa wilayahnya telah mencatat 15 kasus kematian sapi akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) sejak Minggu (22/12/2024). Kematian tersebut terjadi di lima padukuhan, yakni sembilan ekor di Padukuhan Polaman, dua ekor di Padukuhan Kedungdowo Wetan, serta masing-masing satu ekor di Padukuhan Kedungdowo Kulon, Jetis, dan Pampang.

"Total ada 15 ekor sapi mati akibat terpapar PMK," tutur dia.

Ia menambahkan, kematian ternak ini menjadi pukulan berat bagi peternak, mengingat sapi sering dianggap sebagai bentuk tabungan. Saiful berharap pemerintah dapat memberikan bantuan untuk mengganti kerugian yang dialami para peternak.

"Ternak mati sehingga kehilangan tabungan. Kita berharap pemerintah bisa memberikan bantuan," ucapnya.

3. DPKH Gunungkidul masih melakukan pendataan sapi yang mati akibat PMK

ilustrasi sapi (unsplash.com/Annie Spratt)

Kepala Dinas DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan belum bisa memastikan jumlah pasti sapi yang mati akibat PMK. Sebab pihaknya masih melakukan pendataan ternak yang mati.

"Yang jelas pada 30 dan 31 Desember 2024 kita melakukan vaksinasi dengan 375 dosis di wilayah UPT Puskeswan," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us