Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Produksi Oksigen Medis Cuma 28 Persen, Pakar UGM: Perlu Optimalisasi

Ilustrasi tabung oksigen medis (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Sleman, IDN Times - Keberadaan oksigen masih membuat rumah sakit ketar-ketir. Bahkan, ada rumah sakit yang setiap hari harus keliling untuk mencari suplai oksigen agar tidak terjadi kekosongan.

Menurut Pakar Energi yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Panut Mulyono, salah satu langkah yang bisa menjawab kelangkaan pasokan oksigen terutama di rumah sakit adalah dengan optimalisasi kapasitas unit-unit produksi yang ada di dalam negeri.

Sebab, saat ini baru sekitar 74 persen kapasitas terpasang. Di mana 72 di antaranya dipakai untuk kepentingan industri dan hanya 28 persen untuk kebutuhan medis.

‘‘Yang bisa dilakukan adalah optimalisasi kapasitas produksi unit-unit produksi yang kita miliki. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan oksigen yang sangat besar akibat melonjaknya pasien COVID-19 di tanah air maka menerima bantuan oksigen dari negara sahabat dan impor oksigen menjadi keniscayaan demi menyelamatkan banyak pasien,“ ungkapnya pada Kamis (15/7/2021).

1. Untuk memproduksi oksigen tidaklah mudah

Ilustrasi tabung oksigen medis (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Menurut Panut, pada kondisi normal sebenarnya pasokan oksigen di tanah air tidak ada kendala. Selain digunakan di rumah sakit, oksigen juga digunakan pada blast furnace untuk pembuatan baja. Menurutnya, oksigen merupakan komponen penting dalam sintesis zat-zat kimia seperti amonia, alkohol, dan berbagai jenis bahan plastik.

‘‘Oksigen dan asetilen juga digunakan dalam pengelasan dan metal cutting karena dapat menghasilkan suhu yang sangat tinggi. Bahan bakar roket bisa dari oksigen cair dengan suhu di bawah minus 183 derajat Celsius,“ katanya.

Panut mengungkapkan, untuk bisa memproduksi oksigen ini tidaklah mudah. Apalagi jika hanya dalam skala produksi rumahan. Menurutnya, produksi oksigen pada prinsipnya adalah dengan memisahkan oksigen yang ada di udara dari zat lain yaitu nitrogen dan argon. Udara terdiri atas 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen, dan 1 persen argon.

Untuk cara pemisahannya sendiri bisa dengan distilasi kriogenik atau Pressure Swing Adsorption (PSA). Distilasi kriogenik pada prinsipnya adalah menekan dan mendinginkan udara sehingga menjadi cair lalu oksigen, nitrogen, dan argonnya dipisahkan dengan distilasi.

‘‘Kemurnian oksigen yang dihasilkan dari distilasi kriogenik ini lebih dari 99 persen,“ tuturnya.

2. PSA cocok untuk produksi skala kecil

Ilustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Lebih lanjut, Panut mengungkapkan, produksi skala kecil yang cocok adalah PSA dengan prinsip udara ditekan melewati bejana yang berisi bahan penjerap, misalnya zeolit atau karbon aktif. Nitrogen terperangkap atau terjerap masuk ke pori-pori bahan isian tetapi oksigennya lolos (tidak terjerap) sehingga gas yang keluar bejana adalah oksigen dengan kemurnian 90-93 persen.

Jika bahan isiannya sudah jenuh dengan nitrogen maka operasi dihentikan dan dengan penurunan tekanan di bejana itu maka nitrogen akan keluar dari pori-pori bahan isian sehingga bisa dialirkan ke tempat lain atau dibuang.

"Supaya alat bisa bekerja menghasilkan oksigen secara kontinu maka dalam alat dipasang paling sedikit dua bejana yang berisi bahan penjerap yang bekerja secara bergantian. Oksigen konsentrator portabel yang dijual di pasaran secara umum bekerja dengan PSA," katanya.

3. Elektrolisis air juga bisa jadi opsi

Ilustrasi tabung oksigen (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Panut melanjutkan, cara lain yang bisa dilakukan untuk memproduksi oksigen yakni dengan m elektrolisis air yang menghasilkan oksigen murni dan hidrogen murni. Oksigen keluar dari sisi anoda (+) dan hidrogen keluar dari sisi katoda (-). Cara ini membutuhkan energi listrik yang besar.

"Alternatif lain produksi oksigen dengan kadar sekitar 95 persen juga dapat dilakukan dengan pemisahan nitrogennya menggunakan membran," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Umaiyah
Paulus Risang
Siti Umaiyah
EditorSiti Umaiyah
Follow Us