Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anthrax Tutup Jogjarockarta Festival 2025, Lelang Gitar untuk Korban Bencana

Anthrax Tutup Jogjarockarta Festival 2025
Penampilan Anthrax di Jogjarockarta. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Program lelang gitar Scott Ian (Anthrax) untuk korban bencana alam di Aceh dan Sumatra.
  • Band Marjinal dan Punk turut menyerukan kritik di atas panggung, suarakan semangat solidaritas untuk para korban bencana.
  • Energi besar pada hari pertama Jogjarockarta Festival, reuni veteran cadas dari klan Log Zhelebour dan kehadiran Ugly Kid Joe sebagai suguhan wajah brutal dari keberagaman wajah rock dunia di Yogyakarta.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Penampilan band metal asal New York, Amerika Serikat, Anthrax resmi menutup panggung Jogjarockarta Festival, di Stadion Kridosono, Minggu (7/12/2025) malam. Festival ini bukan hanya sebagai sarana senang-senang, namun juga menjadi mimbar cadas untuk menyuarakan isu-isu kemanusiaan dan sosial.

Distorsi gitar, hentakan drum, dan teriakan vokal menjadi amplifikasi bagi isu-isu kemanusiaan yang sedang terjadi. Kehadiran unit-unit cadas ini menegaskan bahwa skena musik keras Indonesia tidak pernah tutup mulut dan telinga di hadapan ketidakadilan.

“Membuktikan bahwa cadas bukan sekedar genre, namun juga komitmen kolektif. Sebuah panggilan untuk melanjutkan perlawanan dari distorsi di panggung menjadi aksi nyata di lapangan,” ujar Founder Jogjarockarta, Anas Alimi.

1. Program lelang untuk korban bencana

Jogjarockarta Festival 2025
Penampilan Anthrax di Jogjarockarta. (Dok. Istimewa)

Solidaritas ini tidak berhenti di atas panggung, namun juga diwujudkan melalui tindakan nyata. Jogjarockarta juga membuka program lelang gitar milik Scott Ian (Anthrax), instrumen bersejarah dari ikon Big Four Thrash Metal dunia. “Hasil lelang ini didonasikan penuh untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam banjir di Aceh dan Sumatra,” ujar Anas.

Rangkaian aksi kemanusiaan ini ditutup dengan klimaks nan eksplosif. Gelora dari Anthrax di penghujung Jogjarockarta Festival 2025 ini menjadi momen yang tak akan abai begitu saja. Kehadirannya di tengah narasi kemanusiaan ini menjadi sebuah penegas, bahwa panggung Jogjarockarta adalah tempat di mana energi cadas bersatu atas nama solidaritas.

Pada hari kedua gelaran Jogjarockarta Festival juga tampil band punk Marjinal. Mereka turut menyerukan kritik di atas panggung, dan menggaungkan semangat solidaritas untuk para korban bencana.

2. Suarakan kemanusiaan

Jogjarockarta Festival 2025
Penampilan The Hu. (Dok. Istimewa)

Anas yang juga Founder Rajawali Indonesia mengatakan pada kesempatan Jogjarockarta Festival terakhir ini, Rajawali Indonesia kembali menunjukkan sisi solidernya sebagai nafas utama sebuah festival. Mulai dari paseduluran musisi hingga aksi nyata dukungan kepada korban bencana alam.

“Edisi kali ini benar-benar menunjukkan, ketika energi cadas tersentralkan, maka dampaknya akan melampaui musik dan merangkul kemanusiaan ke seluruh penjuru. Lebih dari sekadar festival, Jogjarockarta adalah sebuah deklarasi bahwa medan musik cadas Indonesia masih dan akan tetap berdiri kokoh,” ucapnya.

3. Kemeriahan hari pertama

Jogjarockarta Festival 2025
Penampilan Ugly Kid Joe di Jogjarockarta. (Dok. Istimewa)

Pada hari pertama Jogjarockarta Festival, energi besar juga membakar habis arena. Atmosfer penuh deru menandai bahwa malam hari pertama menjadi ritual cadas yang layak dikenang. Sorotan tajam tertuju pada reuni veteran cadas dari klan Log Zhelebour. Banhasir Kaisar, Andromedha, dan Rolland Band kembali mengibarkan bendera, merayakan sejarah panjang dan akar baja skena rock indonesia yang telah teruji oleh waktu. Kehadiran mereka bukan sekedar nostalgia, ini adalah bentuk menghormati masa lalu dan merangkul masa depan.

Mengikuti jejak para legenda, bendera Mataram Is Rock berkibar dengan gagah menunaikan ikrar paseduluran yang telah mereka janjikan. Down For Life, dedengkot metal Surakarta, tampil dengan ganas dan beringas, menghantam moshpit di hadapan ribuan massa. Termasuk menggandeng Oki dari Death Vomit di nomor Children of Eden.  Hal ini semakin menegaskan kekuatan aliansi tlatah Mataram yang kokoh dan tak terpecahkan.

Setelah rentetan amukan metal nasional, puncak malam disempurnakan oleh Ugly Kid Joe, sebagai suguhan wajah brutal dari keberagaman wajah rock dunia di Yogyakarta. Kedatangannya menjadi nostalgia untuk angkatan paruh baya, terlebih peristiwa ini adalah debut tandang Ugly Kid Joe yang patut dicatat dalam hikayat perjalanan musik cadas Indonesia.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Anthrax Tutup Jogjarockarta Festival 2025, Lelang Gitar untuk Korban Bencana

08 Des 2025, 18:36 WIBNews