Jadi Penutup JAFF 2025, Film Suka Duka Tawa, Ubah Duka Jadi Tawa

- Rasa haru dalam proses penggarapan
- Proses panjang dilalui
- Ada cerita sedih di balik lelucon
Yogyakarta, IDN Times - Film Suka Duka Tawa menjadi penutup gelaran JAFF. Sutradara Suka Duka Tawa, Aco Tenriyagelli berhasil mengubah sebuah duka menjadi tawa dalam film panjang perdananya tersebut.
“Gak terasa tumbuh bersama JAFF. Film panjang diputar sebagai closing terkejut gak percaya. Berkali-kali biasanya film dari mentor-mentor closingnya. Sekarang film pertamaku jadi closing. Kebahagiaan tersendiri. Mudah-mudahan suka,” kata Aco, saat jumpa pers di XXI Empire Yogyakarta, Sabtu (6/12/2025).
1. Rasa haru dalam proses penggarapan

Aco menceritakan proses penggarapan film ini tidak lepas dari rasa haru. Film yang menyinggung hubungan anak dengan orang tua ini terasa dekat baginya. Film yang dibalut dengan komedi ini berhasil mengubah duka menjadi tawa.
“Kita (bersama Indriana Agustin) nulis kadang pakai docs chat-chatan, sering nangis, kenapa sedih banget. Film ini banyak cerita relasi anak dengan orang tua. Tentang kecanggungan anak bicara ke orang tua. Juga sulitnya orang tua ngungkapin kasih sayang ke anak canggung,” kata Aco.
Meski ada ‘duka’ dalam film ini, namun perpaduan cerita yang mengangkat tentang stand up comedy dan komedi tv diharap menghibur penonton. “Kita waktu nulis buat film ini harus ada harapan. Hopefully berbagi dan penuh tawa,” ungkap Aco.
2. Proses panjang dilalui

Indriana mengungkapkan awal menggarap cerita film ini muncul pada tahun 2021. Saat itu Aco mengajaknya. “Awal Januari kemudian oke menarik, akhirnya development. Kita kenal dari kuliah. Dia itu cengeng sebenernya,” ucap Indri.
Indri mengaku proses development untuk Suka Duka Tawa ini cukup lama. Namun, melihat hasilnya dan bisa menjadi penutup dalam gelaran JAFF, ia sangat senang. “Akhirnya sampai di sini. Masih gak percaya,” ucapnya.
Produser Suka Duka Tawa, Ajish Dibyo menilai Aco memiliki kekuatan personalitas yang bisa relate dengan orang lain. “Orang lain punya konteks, bukan hanya Aconya, tapi juga sebenarnya ada hal-hal besar, isu-isu besar yang dia sampaikan,” ujar Ajish.
3. Ada cerita sedih di balik lelucon

Sementara itu pemeran Tawa, Rachel Amanda mengaku sebenarnya tidak terlalu banyak mengikuti stand up comedy. Meski demikian, ia memiliki sejumlah referensi beberapa komika perempuan.
Amanda juga menyebut setelah banyak mendengar cerita di balik materi lucu dari komika, ternyata ada kisah sedihnya. “Jadi semakin tahu, dari materi lucu kalau tahu kisah aslinya sedih banget,” ucap Amanda.
Amanda pun menyebut peran Tawa yang dimainkannya berusaha mengolah duka menjadi tawa. “Gimana ngolah duka jadi lelucon. Panggung stand up hadir untuk menertawakan itu. Kehidupan asli tawa kurang beruntung. Panggung jadi tempatnya bersenang-senang, dirayakan karena diketawain orang-orang,” ungkap Amanda.


















