Polemik Nasab Ba'alawi, PWI-LS Bantul Desak Negara Tegas

- PWI LS Sultan Agung Kabupaten Bantul mendukung pejuang menjaga kemuliaan ulama Nusantara, Pancasila, dan NKRI serta membongkar kepalsuan nasab Ba'alawi.
- Meminta aparat kepolisian RI untuk memproses hukum pihak yang menimbulkan potensi disintegrasi dan provokasi, khususnya Rizieq Shihab.
- Mendesak aparat negara mengambil sikap tegas terhadap siapapun yang mengaburkan sejarah bangsa dan NKRI serta turut hadir dalam polemik nasab Ba'alawi agar tidak terjadi konflik berkepanjangan antarumat Islam.
Bantul, IDN Times - Pimpinan Daerah Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) Sultan Agung Kabupaten Bantul menyampaikan pernyataan sikap terkait polemik nasab Ba'alawi. Pernyataan tersebut disampaikan di Kantor Sekretariat PWI-LS Sultan Agung Bantul, Krajan, Kalurahan Bantul, pada Sabtu (12/4/2025) malam.
Polemik ini dinilai menimbulkan keresahan dan berpotensi memecah belah persatuan anak bangsa.
1. Empat sikap PWI LS Sultan Agung Kabupaten Bantul

Ketua PWI-LS Sultan Agung Kabupaten Bantul, KH Murtaqi Mabarun, membacakan empat sikap mereka.
Yang pertama, PWI LS Kabupaten Bantul mendukung penuh kepada para pejuang yang menjaga kemuliaan para ulama dan kyai Nusantara, menjaga marwah Pancasila dan NKRI, serta terus membongkar kepalsuan nasab Ba'alawi demi menjaga kesucian dan kemuliaan nasab Rasulullah SAW.
Kedua, PWI LS Kabupaten Bantul meminta dan mendesak kepada aparat kepolisian Republik Indonesia untuk memproses hukum kepada semua pihak yang menimbulkan potensi disintegrasi dan provokasi yang dapat memecah belah umat serta mengancam kerukunan hidup sesama warga negara Indonesia. Khususnya kepada Rizieq Shihab yang secara terang-terangan menghina tokoh-tokoh pribumi serta menggaungkan perang antar anak bangsa.
Ketiga, PWI LS Kabupaten Bantul mendesak kepada aparat negara mengambil sikap tegas kepada siapapun yang telah berani membelokkan mengaburkan dan menghapus sejarah bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kemudian yang keempat, kami, PWI LS Sultan Agung Kabupaten Bantul meminta dengan sangat agar negara turut hadir dalam polemik nasab Ba'alawi ini agar tidak terjadi konflik berkepanjangan antarumat Islam secara berkesinambungan," katanya.
2. Alasan munculnya empat sikap terhadap nasab Ba'alawi

KH Murtaqi Mabarun menyebut polemik yang terjadi menjadi alasan munculnya empat pernyataan sikap dari PWI-LS Sultan Agung Kabupaten Bantul. Ia menilai, sejumlah pernyataan dari pihak yang mengaku keturunan Ba'alawi telah menimbulkan keresahan dan menjadi polemik di tengah masyarakat. Jika tidak disikapi dengan tegas, hal ini dinilai bisa mengancam keutuhan NKRI.
"Tidak perlu saya sebut orangnya, sudah pada tahu semua. Mereka mengaku keturunan nabi namun bagi kami mereka itu keturunan nabi 'KW' yang jualan agama saja," katanya. "Oleh karena pemerintah harus hadir, jangan saling lempar antara Menteri Agama dan MUI sebab sudah sangat meresahkan masyarakat," imbuh dia.
3. Pemerintah harus segera turun tangan

Selain itu, pihak yang mengklaim sebagai keturunan Ba'alawi dinilai terlalu membanggakan nenek moyang mereka. Padahal, mereka hidup dan makan di Indonesia. Murtaqi pun mempertanyakan kontribusi mereka dalam perjuangan dan kemerdekaan Indonesia.
"Makanya kita mengadakan pernyataan sikap ini supaya paling tidak ada perhatian dari pemerintah," ujarnya.
Murtaqi juga mengungkapkan bahwa dirinya banyak menerima masukan dari berbagai kalangan yang mempertanyakan sikap pemerintah terhadap polemik ini.
"Apa nunggu kita kaos atau kacau dulu baru pemerintah hadir. Dan itu yang tidak kita harapkan. Sementara mereka mohon maaf, yang kaos nanti antarpribumi. Maka kita diadu domba sama mereka-mereka. Sementara mereka-mereka itu makan, tidur di sini tetapi tidak menghormati para tokoh-tokoh, ulama-ulama kita. Mbah Hasyim, Gus Dur dihina buta mata, buta hati dan sebagainya," tandasnya.