Permintaan Hewan Kurban di Bantul Lesu, Pedagang Batasi Stok

- Penjualan hewan kurban di Bantul lesu tiga pekan jelang Idul Adha
- Nur Laili Maharani, pengelola Lintang Songo Farm, menyatakan penjualan sapi kurban menurun dibanding tahun lalu
- Harga sapi kurban naik, tapi masih banyak stok domba atau kambing kurban yang belum laku dijual
Bantul, IDN Times - Tiga pekan jelang Idul Adha, penjualan hewan kurban di Kabupaten Bantul terpantau lesu. Pedagang pun enggan menyetok sapi, kambing, atau domba dalam jumlah banyak karena khawatir tak laku terjual.
1. Tiga pekan jelang Iduladha baru laku sekitar 200 ekor sapi

Pengelola Lintang Songo Farm, Nur Laili Maharani, mengungkapkan bahwa 90 ekor sapi kurban dari Bali yang tersedia saat ini sudah laku terjual. Selain itu, masih ada sekitar 100 ekor sapi pesanan yang sedang dalam proses pengiriman.
"Kalau stok sapi kurban di Lintang Songo Farm yang ada saat ini 90 ekor sudah laku terjual. Masih ada sekitar 100 pesanan lagi sapi kurban dari Bali yang masih dalam proses pengiriman," ujarnya saat ditemui di Kalurahan Jambidan, Banguntapan, Bantul, Kamis (15/5/2025).
Meski masih ada pesanan, ia mengaku penjualan tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.
"Biasanya tiga pekan jelang Iduladha sudah laku sekitar 300 ekor, namun tahun ini baru sekitar 200 ekor sapi kurban dari Bali," tuturnya. "Ini mungkin karena faktor ekonomi masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja," tambah mantan anggota DPRD Bantul dari PKB itu.
2. Sapi kurban yang laris dibeli dengan kisaran harga Rp22-23 juta

Lesunya penjualan juga dirasakan pada hewan kurban jenis domba dan kambing. Menurut Rani, tiga pekan jelang Idul Adha, penjualan hewan kurban jenis ini masih sepi. "Masih banyak stok domba atau kambing kurban yang belum laku dijual," tuturnya.
Soal harga sapi kurban, Rani menyebut sempat terjadi kenaikan. Sebelum 5 Mei 2025, harga per kilogram sapi hidup masih Rp70 ribu, namun setelah itu naik menjadi Rp71.500 per kilogram.
"Rata-rata sapi kurban yang banyak diburu sohibul dikisaran harga Rp22-23 juta dan kebanyakan sohibul dari Kota Yogyakarta," ucapnya.
Ia menambahkan, setelah sapi dibeli, hewan kurban tersebut tetap dirawat di kandang hingga hari pengiriman tanpa biaya tambahan dari pembeli.
"Sapi kurban dari Bali banyak dipilih oleh sohibul karena tulangnya kecil, kulitnya tipis, sehingga dagingnya cukup banyak dibandingkan sapi lokalan DIY," tandasnya.
3. Ada tren sohibul beralih hewan kurban dari sapi ke domba atau kambing

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, mengaku belum bisa memastikan apakah permintaan hewan kurban tahun ini benar-benar menurun. Pasalnya, masih ada waktu sekitar tiga pekan menjelang Idul Adha.
"Biasanya sohibul membeli hewan kurban mendekati hari-H. Jadi kami belum bisa memastikan sekarang," ujarnya.
Meski begitu, Joko mencatat adanya pergeseran tren sejak 2023. Jika sebelumnya banyak yang berkurban sapi secara patungan, kini sohibul lebih memilih berkurban secara pribadi dengan kambing atau domba.
"Namun kami pastikan, stok hewan kurban di Bantul tetap aman. Tidak perlu khawatir kekurangan," tandasnya.