Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemkot Yogyakarta Mulai Kelola Sampah Secara Real Time

Ilustrasi upaya penanganan sampah. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Intinya sih...
  • Pemerintah Kota Yogyakarta jalankan pengelolaan sampah secara real time, Wali Kota optimis dengan potensi UPS yang melampaui potensi sampah mingguan.
  • Skema pengolahan sampah real time didasarkan pada potensi pengolahan melebihi potensi sampah mingguan, dihitung secara matematis.
  • Seiring capaian upaya 'paruh pertama', pemkot akan menyelesaikan sampah dalam bentuk real time dengan mengoptimalkan kinerja UPS dan kerja sama dengan mitra.

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta resmi menjalankan pengelolaan sampah secara real time atau diselesaikan pada hari sampah diproduksi, Rabu (16/4/2025). Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo optimis dengan skema ini menimbang potensi pengolahan sampah di Unit Pengelolaan Sampah (UPS) yang ada saat ini.

1. Secara matematis memungkinkan

Hasto yakin Pemkot Yogyakarta mampu menjalankan skema secara real time ini, karena potensi pengolahan melalui UPS sudah melampaui potensi sampah mingguan. Disebutkan bahwa potensi sampah mingguan sekitar 1.423 ton, sementara potensi pengolahan sampah mingguan per 15 April 2025 mencapai 1.650 ton per minggu.

"Secara matematis bisa," kata Hasto, Rabu (16/4/2025).

Mengingat keyakinan itu masih didasarkan pada penghitungan secara matematis, Hasto berharap pengolahan sampah real time disertai monitoring pelaksanaan di lapangan.

Upaya itu juga demi memastikan rantai pengangkutan dan pengolahan sampah lancar. Armada truk bisa ditambah apabila diperlukan, dan waktu pengangkutan dari depo juga harus diperhatikan agar tidak terlambat.

"Saya pesan supaya dikawal betul. Meskipun bisa harus memberikan layanan yang nyaman. Contohnya seperti truk tidak terlambat, sehingga warga merasa tidak terganggu," pesan Hasto.

2. Enam UPS di Kota Yogyakarta

Pengelolaan sampah di TPS 3R Nitikan. (Dok. Istimewa)

Hasto menambahkan, bahwa dalam upaya pengelolaan sampah itu pemkot akan mengoptimalkan kinerja UPS dan kerja sama dengan mitra.

Adapun UPS yang dikelola Pemkot Yogyakarta meliputi TPS3R Nitikan, Kranon, Karangmiri, Sitimulyo, Giwangan dan Tompeyan. 

Metode pengolahan keenam tempat pengelolaan sampah itu berupa mengubah sampah menjadi refuse derived fuel (RDF), selain dimusnahkan menggunakan metode termal atau memakai mesin insinerator. 

Seluruh kesiapan ini dijalankan seiring capaian upaya 'paruh pertama', yakni membersihkan seluruh depo dan tempat penampungan sampah (TPS) di Kota Yogyakarta dari tumpukan sampah.

"Babak kedua kita akan menyelesaikan sampah dalam bentuk real time," tegas Hasto.

3. Masih ada sampah muncul usai TPS dikosongkan

Penataan depo sampah di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, menyebut kondisi 14 depo sampai siang ini Selasa (15/4/2025) kemarin dalam posisi kosong dari tumpukan sampah. Sedangkan 31 TPS semua sudah ditutup dan 17 TPS di antaranya telah dibongkar.

"Tanggal 11 April, kami melakukan pengosongan sampah di semua TPS," kata Agus.

Agus mengakui persoalan sampah muncul setelah TPS dikosongkan masih saja ada, seperti di TPS Sisingamaraja. Demi mengatasinya, kontainer khusus dioperasikan dari personel depo sampah di THR Jalan Brigjen Katamso.

Adapun jumlah transporter atau penggerobak sampah yang mengangkut ke depo saat ini tercatat sebanyak 1.130 orang. Peta assessment dari 45 lurah menyatakan jumlah itu cukup untuk melayani warga.

Agus juga membeberkan jumlah kelurahan berstatus hijau sebanyak 25 dan kuning 20. Status hijau berarti kelurahan tak ada masalah dalam pengelolaan sampah atau sudah baik. Sedangkan kuning berarti masih ada persoalan seperti pembuangan sampah di luar depo.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us