Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemkot Yogyakarta Bentuk Tim Pastikan MBG Aman Dikonsumsi Siswa

Ilustrasi MBG. (IDNTimes/Tunggul Damarjat)
Ilustrasi MBG. (IDNTimes/Tunggul Damarjat)
Intinya sih...
  • Dinkes gelar pelatihan keamanan pangan
  • DPP pantau dapur MBG
  • Awasi bahan baku di SPPG
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Yogyakarta ikut mengawasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah itu dilakukan untuk memastikan menu makanan di MBG layak dan aman dikonsumsi para siswa di sekolah.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan Pemkot Yogyakarta telah membentuk tim melibatkan antara lain Sekda dan asisten yang mengawal program MBG. Meskipun bukan menjadi penentu kebijakan MBG, tapi Pemkot Yogyakarta mengawal pelaksanaan program itu. Diakuinya di beberapa daerah, ada banyak kejadian seperti keracunan dari program MBG sehingga Pemkot Yogyakarta berupaya mencegah.

“Di Kota Yogyakarta ini kita melakukan mitigasi. Saya bilang Dinas Kesehatan supaya mengawal betul ikut membantu agar tidak terjadi keracunan. Itu saya kira tindakan-tindakan preventif untuk mencegah,” kata Hasto usai kegiatan terkait UMKM belum lama ini.

Selain itu, Hasto meminta sekolah-sekolah juga menyiapkan biopori karena kalau ada sisa-sisa makanan misalnya dari MBG. Mengingat Kota Yogyakarta lahan pengelolaan sampah terbatas sehingga diharapkan sampah sisa makanan bisa selesai di sekolah.

1. Dinkes gelar pelatihan keamanan pangan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani. (Dok. Istimewa)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani. (Dok. Istimewa)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani menyatakan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah menyelenggarakan pelatihan keamanan pangan bagi penanggung jawab dan penjamah pangan SPPG. Menurutnya, pengawasan eksternal juga telah dilaksanakan pada SPPG yang saat ini beroperasional wilayah Kota Yogyakarta seperti Kemantren Umbulharjo, Mergangsan, Mantrijeron, Tegalrejo, Kotagede, Ngampilan dan Wirobrajan.

Selain itu SPPG wajib memiliki Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) sehingga dapat menjalankan semua proses pengolahan pangan siap saji sesuai standar operasional prosedur.

“Pengawasan eksternal dengan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan oleh tenaga sanitasi lingkungan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat pada sarana, disertai pengujian kualitas udara, bahan tambahan pangan serta pengujian kualitas air. Dengan pemantauan sejak persiapan sarana prasarana, pemilihan bahan, proses pengolahan, pemorsian dan distribusi sesuai prinsip higiene sanitasi pangan, diharapkan pangan olahan siap saji yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi,” kata Emma.

2. Dinas pantau dapur MBG

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta Sukidi, untuk mencegah potensi keracunan siswa pada program MBG, DPP Kota Yogyakarta melakukan koordinasi bersama pengelola Dapur MBG. Di samping itu pengawasan pangan di SPPG di Kota Yogyakarta. DPP Kota Yogyakarta mendapatkan instruksi dari Badan Pangan Nasional untuk melakukan pemantauan SPPG terkait pengawasan keamanan pangan.

“Kami melakukan pengawasan keamanan pangan secara rutin di dapur MBG yang ada di Kota Yogyakarta. Pengawasan pada pangan segar yang berasal dari tumbuhan, hewan dan hasil perikanan serta pangan olahan melalui uji organoleptik seperti rasa, bau, warna, dan tekstur. Pengawasan keamanan pangan itu dilakukan setiap hari,” jelas Sukidi, Selasa (30/9/2025)

3. Awasi bahan baku di SPPG

Ilustrasi MBG. (IDNTimes/Tunggul Damarjat)
Ilustrasi MBG. (IDNTimes/Tunggul Damarjat)

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Pengawasan Mutu Pangan DPP Kota Yogyakarta, Yuanita Ari Astuti, menambahkan pengawasan bahan baku di SPPG antara lain asalnya dari mana dan kapan datang. Ia menambahkan DPP Kota Yogyakarta juga melakukan pengawasan terkait higiene sanitasi sarana prasarana, lingkungan dan sumber daya manusia/petugas di SPPG. Misalnya petugas harus menggunakan sarung tangan. Dia menyebut kini ada 14 SPPG di wilayah Kota Yogyakarta.

“Kami juga melakukan sosialisasi dan edukasi. Misalnya penanganan untuk bahan pangan segar. Penanganan pangan saat pemorsian dan edukasi agar SPPG memasak makanan secara bertahap menyesuaikan menu MBG akan dimakan jam berapa. Contoh permintaan dari sekolah TK dan SD, biasanya MBG diserahkan saat jam istirahat pagi. Untuk SMA sekolah memberikan di istirahat jam kedua sehingga harus dimasak bertahap untuk mencegah potensi basi,” jelas Yuanita.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Jembatan Pandansimo Dibuka, Sejumlah TPR Wisata Pantai Dipindah

01 Okt 2025, 16:41 WIBNews