Suhu Dingin di Jogja Capai 18,8 Derajat, BMKG Ungkap Sebabnya

Yogyakarta, IDN Times - Beberapa hari belakangan, suhu udara yang dingin dirasakan warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta bahkan menyebut suhu minimum mencapai 18,8 derajat Celcius. Lantas, apa penyebabnya?
1. Adanya pergerakan angin Moonson dingin Australia

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengatakan udara dingin di DIY belakangan ini merupakan efek dari pergerakan angin Monsoon dingin Australia. "Adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering," ujar Reni, Selasa (16/7/2024) dilansir ANTARA.
Reni memperkirakan suhu udara dingin tersebut akan terus berlangsung dan dirasakan hingga Agustus 2024. "Ini sekaligus menandakan puncak musim kemarau di DIY yang terjadi pada Juli dan Agustus 2024," imbuh dia.
2. Tutupan awan sedikit

Reni menambahkan, tutupan awan yang relatif sedikit juga menyebabkan udara lebih dingin. Pasalnya, pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terlepas ke angkasa.
"Kandungan air di dalam tanah menipis, kandungan uap air di udara juga rendah yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara," ucapnya.
3. Jaga imunitas tubuh

Agar imunitas tubuh terjaga, Reni mengimbau masyarakat untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh serta makan dan minum minuman hangat.
"Pada malam hari, gunakan pakaian atau selimut yang tebal. Suhu pendingin udara ruangan tidak terlalu rendah dan menggunakan krim/pelembab kulit supaya kulit tidak terlalu kering," tutup Reni.