Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-18 at 7.04.38 AM.jpeg
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002-2007, Sofian Effendy. (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Intinya sih...

  • Sofian Effendy mencabut pernyataannya tentang ijazah Jokowi yang diduga palsu setelah menyebutnya dalam video di YouTube.

  • Sofian tidak mengetahui bahwa obrolannya dengan Rismon disiarkan secara langsung atau live streaming di YouTube, dan ia akan melayangkan keberatan atas penayangan tersebut.

Sleman, IDN Times - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002-2007, Sofian Effendy mencabut semua pernyataannya terkait ijazah sarjana Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang ditayangkan di YouTube dengan judul 'Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007! ljazah Jokowi & Kampus UGM!'.

Tayangan itu diunggah oleh kanal YouTube Langkah Update pada 16 Juli 2025. Di video itu, ia ngobrol bersama Pakar Digital Forensik Rismon Hasiholan Sianipar.

1. Ngobrol soal riwayat kuliah dan ijazah Jokowi

Potret Ijazah Jokowi diperlihatkan konferensi pers yang dilakukan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan pada 20 Oktober 2024. (KAGAMAHUT). (IDN Times/Herlambang Jati)

Dalam obrolannya dengan Rismon, Sofian mengatakan, dirinya mendengar kabar dari rekan-rekan pengampu di Fakultas Kehutanan jika nilai Jokowi selama semester awal kuliah tidak mencukupi syarat untuk melanjutkan ke jenjang S1. Jokowi hanya sampai program sarjana muda atau bergelar B.Sc. Katanya, dahulu masih ada program sarjana muda dan sarjana.

Sofian menuturkan skripsi Jokowi hasil menyontek pidato Sunardi, salah seorang dekan di Fakultas Kehutanan dan skripsi itu tak pernah diujikan.

Dia berujar, ijazah yang diperlihatkan oleh Jokowi ke publik, diduga kepunyaan mendiang Hari Mulyono, suami pertama adik Jokowi yakni Idayati.

2. Tarik seluruh ucapan dan minta maaf

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002-2007, Sofian Effendy. (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Namun, Sofian akhirnya menarik seluruh ucapannya dalam video itu melalui sebuah surat pernyataan yang dibubuhi tandatangannya tertanggal 17 Juli 2025.

Dalam surat yang dibagikan ke awak media, ia menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Ova Emilia tentang ijazah Jokowi tertanggal 11 Oktober 2022 sesuai dengan bukti yang tersedia di universitas.

"Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran. Saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut," tulisnya.

3. Tak sangka disiarkan langsung

ilustrasi YouTube (unsplash.com/NordWood Themes)

Sofian mengaku ia tak mengetahui obrolannya dengan Rismon disiarkan secara langsung atau live streaming di YouTube. Dia menyangka itu hanyalah obrolan antaralumni UGM secara daring.

"Tidak tahu (disiarkan), saya hanya bilang ini kita hanya omong-omong dengan para alumni dari kota-kota lain, memang ada mantan-mantan murid saya dulu dari Aceh, Kalimantan yang berhubungan itu," kata Sofian di rumahnya, Kamis (17/7/2025).

Padahal, menurut Sofian, obrolan yang ia sampaikan kala hanya untuk kalangan internal saja. Lagipula soal asli atau tidaknya ijazah Jokowi, dirinya mengatakan tidak punya bukti.

Walau tidak merasa dijebak, ia akan melayangkan keberatan atas penayangan tersebut itu. "Karena saya tidak menyangka itu live streaming itu disebarkan secara luas. Kalau itu pembicaraan antara sesama orang UGM saya kira oke, internal ya," ungkapnya.

Sofian memastikan tidak ada teror, tekaan atau intimidasi sehingga mengeluarkan surat pernyataan berisi penarikan ucapan di tayangan. Namun, Sofian merasa khawatir usai membaca pemberitaan soal dirinya yang bakal dilaporkan ke polisi oleh salah satu kelompok pendukung Jokowi. Dia dianggap membuat fitnah melalui pernyataannya dalam tayangan di YouTube.

Sofian pun berharap surat pernyataannya itu bisa memperbaiki hubungan antar dirinya dan pihak UGM, khususnya Rektor Ova Emilia. Dia juga ingin polemik ijazah Jokowi segera diakhiri demi kebaikan bangsa.

"Untuk menjaga ketenangan di UGM, jangan sampai pecah dan tetap menjadi pilar menjaga moralitas, menjaga kebenaran dan itu. Kemudian ya secara nasional yang sudah begini kondisinya Indonesia ini ya supaya tetap bersatu," pungkasnya.

Editorial Team