Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kerugian Bencana Hidrometeorologi di Sleman Mencapai Rp4,7 Miliar

ilustrasi hujan curah tinggi (IDN Times/Aditya Pratama)

Sleman, IDN Times – Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyatakan sejumlah bencana hidrometeorologi di tahun 2022 menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro menyebut berdasarkan analisis cuaca BMKG, wilayah Sleman berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi pada musim penghujan tahun 2022. Puncak curah hujan menurutnya akan terjadi pada bulan Desember 2022, dan Januari tahun 2023.

 

1. Kerugian miliaran rupiah

ilustrasi bencana longsor (IDN Times/Aditya Pratama)

Bambang memaparkan jumlah bencana hidrometeorologi yang terjadi di kabupaten Sleman sampai dengan Rabu (9/11/2022), di antaranya 66 kali angin kencang, petir 8 kejadian, banjir 17 kejadian, kekeringan 1 kejadian, tanah longsor 52 titik, dan terjadi banjir lahar 5 kejadian.

“Total taksiran kerugian akibat kejadian bencana alam sampai dengan tanggal 9 November 2022, sekitar Rp4,7 miliar," ujar Bambang, Sabtu (12/11/2022). 

2. Potensi masih mungkin terjadi

ilustrasi banjir (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk menghindari korban maupun kerugian lainnya, masyarakat tetap diminta berhati-hati. Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Pasalnya, sejumlah potensi akibat cuaca ekstrem kemungkinan terjadi.

"Dihimbau pada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Bambang.

3. Koordinasi lintas stakeholder

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. (Istimewa/Humas Pemkab Sleman)

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyebut berdasarkan prakiraan data BMKG Stasiun Klimatologi DIY menyebutkan bulan November hingga Januari mendatang masih terjadi curah hujan. “Maka untuk mengantisipasi risiko bencana atas potensi kejadian bencana di masa mendatang, kami berharap seluruh jajaran, stakeholder terkait maupun komponen masyarakat dapat bersiap diri," ujar Kustini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us