Jumlah Produksi Padi di Jogja Diprediksi Turun hingga Akhir Tahun 2024

- Produksi padi DIY tahun 2024 turun sebesar 454,27 ribu ton GKG
- Luas panen padi sekitar 97,47 ribu hektare, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya
- Penurunan luas panen terjadi hampir merata di berbagai wilayah DIY
Yogyakarta, IDN Times - Produksi padi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2024, diperkirakan sebesar 454,27 ribu ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2023. Penurunan ini berkaitan dengan menyusutnya luas panen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, potensi luas panen padi sekitar 97,47 ribu hektare, atau lebih rendah dibandingkan 10,69 ribu hektar pada tahun sebelumnya.
1. Luas lahan panen terjadi penurunan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Herum Fajarwati memaparkan jumlah panen dan produksi pada 2024 terkait perubahan total luas panen, yang diprediksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Untuk total luas panen padi tahun 2024 diperkirakan mencapai 97,47 hektar. Pada subround I dari Januari-April terjadi penurunan sebesar 7,69 ribu, diikuti penurunan di subround II 2,46 ribu hektar. Namun, subround III menunjukan potensi kenaikan sebesar 1,92 hektar. Secara keseluruhan, luas panen pada tahun 2024 diperkirakan turun sebesar 7,78 persen dibanding tahun 2023", kata Herum dikutip laman Badan Pusat Statistik, Jumat (1/11/2024).
Penurunan luas panen ini terjadi hampir merata di berbagai wilayah, diperkirakan karena pengaruh faktor cuaca dan dinamika pertanian yang mempengaruhi produktivitas di sektor pangan.
2. Jumlah produksi padi mengalami penurunan signifikan pada wilayah sentra

Penurunan luas panen juga mempengaruhi jumlah produksi padi yang hanya mencapai 454,27 ribu ton. Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) pada September 2024, potensi produksi padi sepanjang Oktober−Desember 2024 diperkirakan sebesar 43,20 ribu ton GKG.
"Berikutnya untuk produksi padi ini sejalan antara luas panen dan produksi antara 2023-2024, terjadi pergeseran sehingga produksinya juga terjadi pergeseran dimana total produksi padi diperkirakan mencapai 454,27 ribu, atau mengalami penurunan sebesar 79,84 ribu ton atau sekitar 14,95 persen", jelas Herum.
Penurunan signifikan ini terjadi di wilayah sentra produksi padi seperti Kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan Sleman. Namun, beberapa daerah seperti Kota Yogyakarta mencatat sedikit peningkatan produksi.
3. Tingkat produksi beras juga diprediksi mengalami penurunan

Selain itu, produksi beras juga ikut menurun seiring perubahan hasil panen dan hasil produksi padi sepanjang tahun. Meskipun angka ini bersifat perkiraan, total produksi beras mencapai 258,04 ribu ton atau turun sebanyak 45,35 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya.
"Untuk tahun 2023-2024, kondisinya tentu saja sejalan adanya perubahan hasil panen dan hasil produksi beras. Tercatat pada 2024 ini masih angka perkiraa, mencapai angka 258,04 atau penurunan sebesar 45,35 ribu ton sekitar (14,95 persen)", kata Herum.
Hasil produksi beras tertinggi pada 2024 terjadi di bulan April, yaitu sebesar 75,69 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah diperdiksi terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 6,94 ribu ton. Pola ini berbeda dengan tahun 2023, dimana produksi beras tertinggi tercatat di bulan Februari dan terendah terjadi pada bulan September.