6 Jalur Alternatif Mudik 2022 di Yogyakarta dan Karakteristiknya

28 Apr 2022, 11:00 WIB

Jalan Imogiri-Dlingo. (IDN Times/Daruwaskita)

Sleman, IDN Times - Puncak arus mudik Lebaran 2022 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah di depan mata. Volume kendaraan bermotor diprediksi akan segera meningkat seiring dengan kondisi tol Jakarta-Cikampek dan Cikopo-Palimanan menuju Jawa Tengah yang mulai sejak Rabu (27/4/2022) kemarin.

"Prediksi kita jika kondisi itu akan masuk di wilayah Yogyakarta kurang lebih nanti (Kamis, 28 April 2022) dini hari," imbuh Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Iwan Saktiadi, Rabu kemarin.

Iwan berujar, pihaknya terus memonitor empat exit tol yakni, Kartasura di Sukoharjo; Bandara Adi Soemarmo, Boyolali; dan Klodran di Solo; dan Bawen di Kabupaten Semarang yang menjadi titik keluar menuju wilayah DIY sebelah utara dan timur.

Adapun kepolisian telah memantau jalur lain yang bisa dijadikan alternatif bagi pemudik di kala jalan utama mengalami kepadatan selama arus angkutan Lebaran tahun ini.

Berikut ini adalah 6 jalur alternatif masuk-keluar DIY beserta plus minusnya.

1. Kulon Progo–Yogyakarta

Jalan Kenteng Nanggulan (instagram.com/visitkulonprogo)

Pertama adalah jalur Kulon Progo–Yogyakarta yang membentang sepanjang 32 kilometer. Meliputi, Sentolo-Nanggulan-Moyudan-Minggir-Tempel-Yogyakarta.

Karakteristik rute ini, antara lain Jalur Nasional yang panjang dan sempit. Fokus kerawanannya, kurang penerangan, terdapat pasar tumpah, dan padat pemukiman.

2. Kulon Progo–Muntilan, Magelang

Gerbang Klangon Kulon Progo (Google Maps/Tutuko Jalanjalan)

Jalur kedua, yakni Kulon Progo–Muntilan, Magelang sepanjang 30 kilometer. Rutenya, yakni Klangon-Nanggulan-Ngeplang Kalibawang-Muntilan-Magelang.

Karakteristiknya, jalur nasional yang panjang. Kerawanannya adalah minim penerangan, jalur sempit, dan adanya pasar tumpah.

3. Wates–Bantul–Yogyakarta

Tikungan di Jalan Srandakan setelah pertigaan Sapuangin, Bantul. (Dok. Google Maps)

Jalur ketiga ini membentang sepanjang 55 kilometer. Rutenya, Toyan Wates-Panjatan-Brosot-Srandakan-Pandak-Jalan Parangtritis-Yogyakarta.

Karakteristik rute ini, Jalan Nasional yang panjang dan sempit. Kerawanannya, kurang penerangan, terdapat pasar tumpah, lalu lintas dan pemukiman padat, jalan berkelok serta tak ada divider atau pembatas jalan.

4. Yogyakarta–Bantul–Wonosari

Jalan Imogiri-Dlingo. (IDN Times/Daruwaskita)

Jalur keempat, Yogyakarta–Bantul–Wonosari sepanjang 55 kilometer dengan rute Yogyakarta-Pleret-Imogiri-Panggang-Playen-Wonosari.

Karakteristik jalan ini, Jalur Nasional yang panjang dan sempit. Fokus kerawanannya, minim penerangan, pasar tumpah, lalu lintas dan pemukiman padat, jalan berkelok serta tak ada divider.

5. Sedayu–Piyungan–Klaten

Jalan Sedayu-Pajangan (Google Maps/Google)

Jalur sepanjang 43 kilometer ini memiliki rute Sedayu-Pajangan-Pandak-Bantul-Ring road Selatan-Piyungan-Prambanan.

Adapun karakteristiknya, meliputi, Jalur Nasional yang panjang dan sempit. Kerawananannya adalah pasar tumpah, kurangnya lampu penerangan, padat pemukiman, dan tidak ada pembatas jalan.

6. Magelang–Solo

Jalan Tempel-Turi (Google Maps/Google)

Jalur alternatif terakhir ini memiliki panjang sekitar 50 kilometer. Rutenya, Tempel-Turi-Pakem-Ngemplak-Kalasan-Prambanan-Klaten.

Karakteristik jalur ini yakni Jalur Nasional yang panjang dan lebar. Fokus kerawanannya antar lain, pasar tumpah, minim lampu penerangan, padat pemukiman, jalan berkelok, dan tidak adanya divider.