Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Insinerator Inovasi BLPT DIY Diklaim Mampu Bakar Sampah 218 Kg per Jam

Incinerator inovasi BLPT DIY mampu bakar sampah 218 kg/jam. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • BLPT DIY meluncurkan purwarupa insinerator portable
  • Insinerator mampu membakar 218 kg sampah per jam dengan biaya pembuatan Rp20 juta
  • Asap tebal dan kebisingan menjadi catatan evaluasi, akan ditempatkan di sekolah-sekolah

Yogyakarta, IDN Times - Balai Layanan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY meluncurkan sebuah purwarupa atau prototype alat pembakar sampah alias insinerator portable, Jumat (14/2/2025). Insinerator ini diklaim mampu membakar sampah sebanyak 218 kilogram per jam.

1. Desain dan cara kerja insinerator

Incinerator inovasi BLPT DIY mampu bakar sampah 218 kg/jam. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Menurut Beny, purwarupa ini adalah salah satu langkah nyata untuk menjawab tantangan lingkungan yang semakin kompleks.  Dia merinci, jenis burner pada purwarupa ini bermodel boiler dengan combustion chamber, berbentuk reducer concentric dengan bahan bakar utama oli bekas.

Sedangkan, ruang pembakarannya berupa wiremesh basket (M4), dengan bagian bawahnya menggunakan stainless steel ring bertingkat, penampang Ø8 mm dan bagian luar dilapisi fire brick

Beny menambahkan, sisi keluaran asap dari cerobong asap diarahkan ke Spray tube atau sirkulasi menggunakan pompa air. Fungsinya yakni mencuci asap pembawa material berat.

Asap hasil pembasuhan akan diarahkan keluar melalui blower hisap (Ø 4 inch) yang berfungsi untuk menstabilkan aliran asap. 

Alat insinerator ini terdiri atas 3 bagian utama, yaitu boiler berbahan bakar oli bekas. Sistem kerja berupa penyemprotan uap panas bertekanan  ke dalam ruang bakar sebelum dialirkan pada pipa berjenis reducer concentric.

Burn Barrel bertipe cylindrical basket memiliki lapisan fire brick dan dipasang dinding persegi di luarnya. Sementara, Smoke Barrel Treatment berfungsi mengurangi polusi asap dengan cara memisahkan material berat yang terkandung dalam asap hasil pembakaran menggunakan system water spraying.

"Inovasi ini menjadi wujud nyata kepedulian kita terhadap keberlanjutan lingkungan, memastikan bahwa kemajuan yang kita capai, bukanlah kemajuan yang mereduksi peran alam," jelas Beny.

2. Asap cukup tebal, suara agak bising

Incinerator inovasi BLPT DIY mampu bakar sampah 218 kg/jam. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Bagaimanapun, beberapa aspek purwarupa insinerator ini tak luput dari sejumlah catatan. Pertama, yakni soal asap yang cukup tebal selain mesin yang menimbulkan suara cukup keras saat bekerja.

"Harus terus dilakukan research supaya polutan berkurang dan kebisingan dikurangi," kata Beny. "Sebelum nanti diedarkan secara luas, kami meminta perbaikan-perbaikan dulu," sambungnya. 

Setelah siap produksi, rencananya insinerator ini akan ditempatkan di sekolah-sekolah yang memiliki halaman cukup luas.

Menurut Beny, produksi sampah yang ditimbulkan oleh sekolah tidaklah sedikit. Uji coba akan dilakukan terlebih dahulu di SMP dan SMA/SMK yang ada di DIY.

"Cakupan (produksi) diperkirakan satu tahun sepuluh unit, kalau tidak ada permasalahan anggaran," jelasnya.

3. Satu jam bakar 218 kilogram sampah

Incinerator inovasi BLPT DIY mampu bakar sampah 218 kg/jam. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Tim Pengembangan Incinerator BPLT DIY, Wisnu Surya Putra sementara itu menyebut satu unit purwarupa insinerator membutuhkan biaya pembuatan sekitar Rp20 juta, dengan durasi pengerjaan 3-4 minggu.

Dengan hitungan tersebut, Wisnu mengklaim jika asap yang dihasilkan insinerator ini lebih putih ketimbang hasil pembakaran pada umumnya. 

Lalu, limbah yang masuk ke tampungan diklaim bisa digunakan untuk pupuk cair. "Residunya bisa untuk pupuk padat," sambung dia.

Adapun kapasitas sampah yang bisa diolah dalam insinerator diperkirakan mencapai 36 kilogram, dengan proses pembakaran hanya dalam waktu 10 menit.

"Jadi dalam satu jam bisa sekitar 218 kilogram," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tunggul Kumoro Damarjati
EditorTunggul Kumoro Damarjati
Follow Us