Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

HKN ke-60, Ndarboy Genk Ajak ASN dan Masyarakat Bantul Berjoget

Ndarboy Genk ajak ratusan ASN di Bantul bernyanyi bergoyang.(IDN Times/Daruwaskita)
Intinya sih...
  • Puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 Tahun 2024 di Dinas Kesehatan Bantul diramaikan oleh penampilan Ndarboy Genk.
  • Sekda Bantul, Agus Budi Raharja, menekankan pentingnya evaluasi dan langkah strategis dalam mencapai indikator kerja kesehatan yang optimal sesuai tema HKN ke-60.
  • Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara, mengungkapkan peningkatan prevalensi stunting menjadi pekerjaan rumah utama dengan kasus tertinggi di Kapanewon Imogiri.

Bantul, IDN Times - Puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 Tahun 2024 di halaman parkir kantor Dinas Kesehatan Bantul, Selasa (12/11/2024), berlangsung meriah dengan penampilan Ndarboy Genk. Mereka membawakan lagu-lagu yang kini tengah hits dan digemari oleh Pasukan Sakit Hati—sebutan fans Ndarboy Genk.

Selama satu jam, ratusan ASN dan masyarakat diajak untuk bernyanyi dan bergoyang lewat deretan lagu populer seperti 'Pamer Bojo', 'Pergi Pagi Pulang Pagi', 'Balungan Kere', 'Anak Lanang', 'Rungkat', serta ditutup dengan lagu 'Jogja Istimewa'.

1. HKN momentum evaluasi

Sekda Bantul, Agus Budi Raharja. (IDN Times/Daruwaskita)

Sekda Bantul, Agus Budi Raharja, menyampaikan bahwa peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 menjadi momentum penting bagi Dinas Kesehatan untuk mengevaluasi capaian yang ada, mengidentifikasi kekurangan, serta menciptakan langkah-langkah strategis guna mempercepat pencapaian indikator kerja.

"Kita berharap semakin tinggi ilmunya maka semakin tinggi derajat kesehatannya sehingga resiko sakit semakin dan resiko kematian semakin rendah. Ini sejalan tema HKN ke-60 yakni 'Sehat Gumantung Ananing Laku'," ujarnya, Selasa (12/11/2024).

2. Segerakan integrasikan layanan primer bersama dengan lembaga terkait

Ilustrasi Rumah Sakit. (IDN Times/bt)

Agus menekankan pentingnya peningkatan fasilitas kesehatan agar semakin optimal, mulai dari layanan primer hingga tersier. Ia mendorong Dinas Kesehatan untuk segera mengintegrasikan layanan primer dengan berbagai lembaga terkait, termasuk kader posyandu dan kader lainnya, sehingga tercipta sinergi dalam menciptakan masyarakat yang sehat.

"Jangan lupa aktivitas fisik menjadi perilaku hidup yang sehat, minimal kita beraktivitas fisik selama 30 menit sehari agar kita tetap sehat," tandasnya.

3. Stunting masih jadi pekerjaan Dinas Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara.(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara, menyebutkan bahwa salah satu pekerjaan rumah yang kini dihadapi adalah peningkatan prevalensi stunting. Berdasarkan data, angka stunting naik dari 7,01 persen pada Juni 2024 menjadi 7,28 persen di Agustus. Untuk data prevalensi bulan September hingga Oktober, Agus mengatakan masih dalam tahap penyusunan.

"Jadi peningkatan prevalensi stunting 0,27, dan kalau untuk data bulan September belum ada," ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa Kapanewon Imogiri menjadi wilayah dengan kasus stunting tertinggi di Kabupaten Bantul. Meski penyebab spesifik peningkatan ini belum terungkap, evaluasi Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa pola asuh anak menjadi salah satu faktor signifikan.

"Dari hasil evaluasi kami, memang tidak semata-mata kasus stunting ini terjadi pada kalangan masyarakat ekonomi rendah tetapi juga menengah ke atas cukup banyak. Kita lihat memang salah satu faktor yang kami duga cukup berperan adalah bagaimana pola asuh anak. Jadi banyak dari anak-anak ini diasuhnya tidak langsung oleh orang tuanya," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
Paulus Risang
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us