Hari Ini Bus Listrik di Jogja Uji Coba Angkut Penumpang, Gratis!

- Pemerintah DIY uji coba bus listrik gratis mulai hari Senin, 20 Januari 2025.
- Bus listrik dioperasikan dari Bandara Adisutjipto ke barat mengitari kawasan Sumbu Filosofi.
- Masa uji coba selama setahun dengan kapasitas penumpang dibatasi maksimal 28 orang dan hanya ada 2 unit bus listrik yang dioperasikan.
Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai uji coba mengoperasikan layanan bus listrik untuk mengangkut penumpang ke sejumlah rute secara gratis mulai hari ini, Senin (20/1/2025). Pengoperasian ini merupakan uji coba yang tahapannya dimulai sejak 20 Desember 2024.
1. Uji coba tanpa dan dengan penumpang

Kabid Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Wulan Sapto Nugroho menerangkan, uji coba petama bus listrik pada Desember 2024, meliputi pengoperasian tanpa penumpang dengan rute awal Bandara Adisutjipto - kawasan Malioboro.
Demikian pula untuk tahap uji coba kali ini, bus akan beroperasi dari Bandara Adisutjipto ke barat dengan mengitari kawasan Sumbu Filosofi, mencakup Tugu Pal Putih menuju selatan hingga Nol Kilometer dan kembali ke titik awal.
"Nah 2025 ini, kita akan ujicobakan dengan skema melayani penumpang. Selama setahun ini, statusnya masih uji coba," kata Sapto, Minggu (19/1/2025).
Selama masa uji coba, penumpang tidak dikenakan tarif angkutan alias gratis. Melalui tahap ini, Dishub mengamati kapasitas baterai dan unit bus listrik terhadap situasi kendaraan berpenumpang serta kondisi lalu lintas setiap harinya selama 8 jam, mulai pukul 08.00-16.00 WIB.
"Bus listrik tidak bisa disamakan dengan bus diesel, karena menggunakan baterai. Sesuai ketentuan baterai 20 persen sudah harus di-charge. Berdasarkan hasil uji coba kemaren, sekitar 5-6 pulang pergi dari Malioboro-Adisutjipto, sudah harus nge-charge," terang Sapto.
"Kondisi lalu lintas juga berpengaruh pada kapasitas penggunaan baterainya," sambungnya.
2. Jumlah penumpang maksimal 28 orang

Sapto menekankan, selama masa uji coba jumlah penumpang dibatasi maksimal 28 orang. Sesuai kapasitas 18 tempat duduk, dan 10 orang masih diperkenankan berdiri. Jika lebih dari itu, bus dikhawatirkan mempengaruhi batasan tonase jalan perkotaan, yaitu maksimal 8 ton.
"Mengingat, setiap armada bus juga sudah terpasang empat unit baterai yang bobotnya tidak ringan. Memang karena bus Listrik ada baterai, bebannya sudah berat. Ini lebih ke menyesuaikan dengan kapasitas jalan," tegas Sapto.
3. Bus baru tersedia dua unit

Menurut Sapto, uji coba sepanjang Desember tahun lalu tak ditemukan kendala berarti, hanya sopir perlu menyesuaikan kendaraan listrik yang perlakuannya berbeda dari kendaraan bermesin diesel.
"Lebih ke pengemudinya, sistem matic, ada tombol dan sensor. Mobil Listrik setahu saya torsinya besar, ngegasnya beda dengan kendaraan biasa. Lebih ke pengenalan," tutur Sapto.
Sebagai upaya membangun ekosistem kendaraan listrik, sebuah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL) juga telah dibangun di area parkir Bandara Adisutjipto sebagai titik awal pemberangkatan armada.
Sapto menambahkan, dalam masa uji coba dengan penumpang hanya ada dua unit bus listrik yang dioperasikan.
"Konsep bus listrik untuk meng-cover layanan Sumbu Filosofi, dari Tugu Pal Putih sampai ke selatan. Tapi, karena saat ini trayek TJ (Bus Trans Jogja) yang ada juga ada yang sampai Krapyak, jadi kita utamakan melayani Tugu Pal Putih ke selatan sampai Titik Nol," urai Sapto.
"Ini baru pengenalan awal kepada masyarakat bahwa ada bus Listrik. Kalau ke depan dari hasil uji coba bagus, operasional dan teknis tidak ada masalah, tidak menutup kemungkinan ke depan penambahan (unit) lagi," pungkasnya.