Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tempat wisata Bunker Kaliadem di Kaki Gunung Merapi, Sleman. (IDN Times/Febriana Sinta)

Intinya sih...

  • Gunung Merapi meluncurkan guguran lava sebanyak tujuh kali dengan jarak luncur maksimum 1,8 km.
  • Gunung Merapi mengalami 13 kali gempa guguran dan 42 kali gempa per fase banyak dalam periode waktu tertentu.
  • Status Gunung Merapi masih pada Level III atau Siaga, BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya.

Sleman, IDN Times - Gunung Merapi pada Senin (7/4/2025) pagi, meluncurkan guguran lava sebanyak tujuh kali dengan jarak luncur maksimum mencapai 1,8 kilometer. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengatakan berdasarkan hasil pengamatan pukul 00:00 - 06:00 WIB, guguran lava teramati meluncur ke arah hulu Sungai Sat Putih, Krasak dan Boyong.

 

1. Jarak maksimal guguran lava hingga 1.800 meter

Gunung Merapi terlihat dari kawasan Candi Plaosan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Agus Budi menerangkan, dari hasil pengamatan teramati lima kali guguran lava ke arah Sungai Sat Putih dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter. "Selain Sungai Sat Putih, satu kali ke Kali Krasak sejauh 1.200 meter, dan satu kali ke Kali Boyong sejauh 1.500 meter," ujar Agus.

2. Terjadi 13 kali gempa guguran

Ruang monitoring Gunung Merapi. (Dok. BPPTKG)

Selama periode itu, Gunung Merapi juga mengalami 13 kali gempa guguran dengan amplitudo 2 - 9 mm dan durasi 45,34 - 128,9 detik. Juga tercatat 42 kali gempa per fase banyak dengan amplitudo 2 -14 mm dan durasi 10,67 - 15,56 detik.

"Secara visual, gunung terlihat jelas dengan asap kawah bertekanan lemah berwarna putih, berintensitas tipis, dan tinggi 25 meter dari puncak," terang Agus Budi.

 

3. Perubahan morfologi kubah barat daya

Sungai Bebeng di Bunker Kaliadem . IDN Times / Febriana Sinta

Laporan BPPTKG periode 27 Maret - 3 April 2025 turut mengungkap morfologi kubah barat daya Gunung Merapi yang mengalami sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava.

Agus merinci, berdasarkan analisis foto udara pada 11 Maret 2025, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.626.200 meter kubik. Sementara volume kubah tengah tercatat sebesar 2.368.800 meter kubik.

"Untuk morfologi kubah tengah tidak teramati adanya perubahan yang signifikan," sambung Agus.

4. Status Gunung Merapi tetap Siaga

Tempat wisata dan kemah di kaki Gunung Merapi, Nawang Jagad (IDNTimes/Febriana Sinta)

Agus menyatakan hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi bisa berdampak ke arah selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong, sejauh maksimal lima kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Di bagian Tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

"Jika terjadi erupsi eksplosif,  lontaran material vulkanik Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung," pungkas Agus Budi. 

 

Editorial Team